Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cegah Corona, Vaksinasi Harus Dibarengi Dengan Penerapan 3M

Kamis, 17 Desember 2020 21:35 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Foto: ist)
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah masih menunggu hasil evaluasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait keamanan dan efektivitas vaksin Covid-19 yang tiba di Indonesia beberapa waktu lalu.

Sementara beberapa negara seperti Amerika, Kanada, Uni Emirat Arab (UEA), dan Inggris, sudah mulai melakukan vaksinasi Covid-19 sebagai upaya pencegahan spesifik terhadap penularan virus asal Wuhan, China itu.

Vaksinolog dan Spesialis Penyakit Dalam, dr. Dirga Sakti Rambe mengatakan, Indonesia juga sedang mempersiapkan program Vaksinasi Covid-19. Namun, ada dinamika di masyarakat yang sudah tidak sabar menunggu tahapan selanjutnya dari program vaksinasi ini,

“Saya melihat kecenderungan banyak orang berspekulasi padahal ini masih berproses, BPOM masih melakukan kajian-kajian dan tidak akan ada vaksinasi apapun sebelum izin dari BPOM keluar," ujarnya, Kamis (17/12).

Baca juga : Prodia Terus Kembangkan Layanan Pemeriksaan Genetik

Menurutnya, hal ini adalah upaya Pemerintah untuk memastikan, vaksin yang akan digunakan betul-betul aman dan efektif. Selain itu, setiap negara punya kebijakan berbeda-beda dalam memprioritaskan warga negara mana yang lebih dulu mendapatkan vaksinasi.

Di Indonesia sendiri, kata dia, memprioritaskan tenaga kesehatan terlebih dahulu yang kesehariannya langsung merawat pasien-pasien Covid-19. Bahkan, khusus di Indonesia, vaksin diberikan kepada penduduk berusia 18-59 tahun.

"Vaksin diberikan pada orang sehat sebagai upaya pencegahan. Dalam konteks pandemi, bagi pasien Covid-19 yang sudah sembuh tidak menjadi sasaran prioritas karena dianggap sudah memiliki kekebalan," katanya.

Meski vaksinasi merupakan instrumen penting dalam menangani pandemi, namun harus dilakukan bersamaan dengan penerapan protokol kesehatan secara konsisten.  “Tidak benar, jika virus Covid-19 akan hilang dengan sendirinya. Jadi, perlu ada upaya-upaya ekstra. Protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) jangan hanya jadi slogan," tegasnya.

Baca juga : IDI Aja Dukung Program Vaksinasi, Yuk Kita Dukung Juga

Karenanya, ia pun berpesan agar masyarakat berhati-hati dalam mencari informasi tentang vaksin. "Carilah informasi yang terpercaya karena di luar sana banyak beredar informasi hoaks (bohong)," imbaunya.

Apalagi, Covid-19 memiliki spektrum gejala yang luas pada penderitanya, mulai dari tidak bergejala sama sekali hingga bergejala berat yang menyebabkan proses identifikasi pasien menjadi semakin sulit. Bahkan penelitian menunjukkan, 40 persen pasien Covid-19 tidak bergejala. "Penting untuk diketahui, baik bergejala atau tidak, semua pasien Covid-19 ini bisa menularkannya ke orang lain," terangnya.

Senada dengan penyintas Covid-19, Cherryl Hatumesen, bahwa dirinya tidak merasakan gejala berat sebelum akhirnya melakukan tes swab dan terbukti positif. "Virus Covid-19 ini benar-benar ada. Jadi, sambil menunggu vaksin, protokol 3M harus dijalankan," tuturnya.

Ia mengakui, sebelum pandemi upaya-upaya pencegahan dari penularan penyakit memang diremehkan oleh sebagian masyarakat karena menganggap diri kuat.

Baca juga : Corona Bikin Hubungan Keluarga Renggang

"Sekarang setelah dirawat karena Covid-19, saya mengikuti anjuran dokter paru untuk mengurangi karbohidrat dan memperbanyak protein untuk meningkatkan imunitas tubuh," katanya. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.