Dark/Light Mode

Diviralkan Netizen

Bubarin Partai Yang Kadernya Korupsi, Mimpi Di Siang Bolong

Sabtu, 2 Januari 2021 07:40 WIB
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun (Foto: Youtube)
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun (Foto: Youtube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wacana pembubaran partai politik yang kadernya terlibat korupsi diviralkan netizen. Hal ini berkaca dari pembubaran Front Pembela Islam (FPI) oleh Pemerintah karena anggotanya banyak melanggar hukum.

Yang pertama kali melontarkan wacana ini adalah pakar hukum tata negara, Refly Harun lewat akun Twitternya, @ReflyHZ, Rabu (30/12/2020).

“Ingin sekali saya mendengar, karena partai nganu kader-kadernya terlibat korupsi yang merupakan extraordinary crimes (kejahatan luar biasa), pemerintah memutuskan membubarkan partai nganu!! (belajar logika hukum). Salam,” cuit dia.

Baca juga : PSI Jamin Kadernya Tak Korupsi

Cuitan Refly disambut ribuan komentar dari warganet. Hingga semalam, ada 1.800 komentar. Ada yang sepakat dengan usulan Refly. Salah satunya @Fadly64735484.

“Walau itu niat individu tetap aja kalau wadahnya kotor bisa jadi kebiasaan dan baunya menular ke semua. Lebih baik bubarin partai-partai korupsi,” komentarnya.

“Layak dan seharusnya dibubarkan karena udah sangat jelas . Dari jumlah utang negara aja, udah berapa yang partai itu ambil,” sambar @Aa_milar.

Baca juga : KPK Tetapkan Mensos Juliari Batubara Tersangka Korupsi Bansos Sembako

Akun @Asrin16229589 menyebut, wacana itu adalah impian rakyat. “Itu impian semua rakyat jelata yang ingin negerinya punya pemimpin adil dan tegas dalam memberantas para koruptor bukan dengan slogan tapi dengan tindakan nyata,” kicau dia.

Tapi, akun @pujihandoko811 menilai, meski ideal, wacana itu mustahil dilakukan. “Keinginan anda itu terlalu ideal tapi mustahil untuk dilakukan. Sebab hampir semua partai kadernya ada yang korupsi. Bahkan presiden juga diusung partai. Nggak adil juga kan kalau cuma bubarin 1 atau 2 partai aja. Dan sangat mustahil untuk bubarkan hampir semua partai itu,” urainya.

Sementara @andiruh menyebut Refly tak bisa membedakan oknum dan partai sebagai organisasi. Soalnya, koruptor ada di hampir semua parpol.

Baca juga : Cita-cita Besar Partai Gelora Dimulai Dari Pilkada Lombok Utara

“Gimana sih nggak bisa membedakan oknum dan partai sebagai organisasi? Koruptor ada di hampir semua partai toh? Lalu partainya yang dibubarkan? Kirain orang pintar,” sindirnya.

Cuitan itu disambar @Ihwangun. Dia membandingkan dengan korupsi yang terjadi di kementerian.

“Dengan logika yang sama, bila ada korupsi di Kementerian Agama, apakah yang dibubarkan kementeriannya, atau agamanya. Ingin sekali juga mendengar kilah anda,” tanya dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.