Dark/Light Mode

Lumbung Di Kalteng Gagal Panen

Prabowo Dicari-cari

Rabu, 3 Februari 2021 05:40 WIB
Menteri Pertahanan, Letjen (Purn) Prabowo Subianto. (Foto: Humas Kemenhan)
Menteri Pertahanan, Letjen (Purn) Prabowo Subianto. (Foto: Humas Kemenhan)

 Sebelumnya 
Dwi menuding, kegagalan ini masih ada kaitannya dengan Prabowo. Sebab, penunjukan Menteri Pertahanan sebagai penanggung jawab food estate kurang tepat. Sebaiknya, untuk urusan pertanian harus diserahkan kepada ahlinya. Dengan begitu, kebijakan yang diambil tidak meleset.

Soal lahan, sudah bagus. Karena lahan yang ditanami bukan lahan gambut 1 juta hektar. Melainkan lahan transmigrasi tahun 80-an. Sawahnya sudah tercetak dengan baik, begitu juga irigasinya. Selain Prabowo, peran krusial juga ada di Kementan.

“Bibit menjadi faktor kunci. Bibit unggul perlu asupan pupuk untuk mendukung perkembangan. Selama asupannya terpenuhi, masalah kedua muncul, yakni iklim. Ketiga hama. Jadi tiga faktor ini yang perlu dikelola dengan baik,” pesan pria yang juga Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI).

Baca juga : Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas Guguran, Jarak Luncur 2 Km

Apa tanggapan Kemenhan? Sayangnya, Prabowo belum bersuara soal kondisi food estate di Kalteng. Rakyat Merdeka coba mengkonfirmasi melalui juru bicaranya Dahnil Anzar Simanjuntak.

Namun, sampai semalam, telepon dan pesan singkat WhatsApp yang belum mendapatkan tanggapan. Namun, pihak Kementerian Pertanian justru membantah kabar tersebut. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengklaim, program nasional food estate di Pulang Pisau Kalteng sudah memasuki masa panen. Hasilnya, bisa mencapai 6,4 ton per hektar.

“Ada beberapa testimoni dari beberapa petani, provitas hasil panen di lokasi panen sekarang itu antara 5,6 ton sampai 6,4 ton per hektare, dari rata- rata 3 ton sampai 4 ton per hektare,” jelasnya.

Baca juga : Luhut Dicari-cari

Sarwo merinci, luas lahan food estate di Pulang Pisau mencapai 10 ribu hektar. Namun hingga saat ini yang berhasil ditanami sekitar 9.700 hektar. Artinya, masih ada sekitar 370 hektar yang belum ditanami. Lahan yang belum ditanami tersebut lantaran ada sebagian lahan yang tergenang air serta kebiasaan masyarakat yang baru melakukan tanam di Februari dan Maret.

Bukan cuma itu. Lahan di sana juga mengalami serangan hama tikus. Karenanya, lahan tersebut dipanen lebih awal. Sayangnya, Edhy belum memiliki data berapa banyak lahan yang terkena hama.

“Belum kami monitor, penjelasan dari Kepala BPTP setelah kunjungan ke sana dengan Kepala Dinas Pertanian Provinsi, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, itu bahwa ada petani yang lahan kena tikus, daripada habis langsung dipanen,” pungkasnya.

Baca juga : Prabowo Digebuk Nyalla

Di dunia maya, kegagalan proyek lumbung pangan jadi sorotan warga dunia. “Widih. Apa sebutannya ini? Ditolak alam?” sindir @NurlelySiregar. “Ini mah parah, padahal udah @jokowi dan @prabowo yang turun langsung ke lapangan,” timpal akun @Alifkamal_.

Ada juga yang nyalahin penunjukan Prabowo. “Ora ahlinya ko mas. Jelas gagal,” cuit @Aris94718384. Nama baik Prabowo pun bisa tercoreng. “Gagal maning, gagal maning,” sindir @ZulkifliLubis69. “Selain gagal panen...om gebrak meja ini pun nggak jelas mau beli pesawat apa...pertahanan udara kita paling lemah...prajurit hebat diberi jet rongsokan,” sindir akun @folower_ulama.

“Kalau singkong, gimana pak jenderal singkong?” samber @ArdiSiniAAja. “Kan masih ada singkong, kapan ditanam?” pungkas @tanya_napa. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.