Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jagoannya Kalah Di Kantong-kantong Islam

Prabowo Ditinggalin Umat?

Senin, 14 Desember 2020 07:59 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Istimewa)
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pilkada Serentak 2020 memberikan tanda-tanda kurang baik buat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Para jagoan yang diusung partainya kalah di kantong-kantong Islam. Apakah ini menandakan Prabowo sudah ditinggal umat?

Pada Pilpres 2019, Prabowo sangat kuat di kantong-kantong Islam. Seperti di Banten, Jawa Barat (Jabar) dan Sumatera Barat (Sumbar). Di daerah ini, perolehan suara Prabowo, yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno, jauh mengungguli Jokowi-Ma’ruf Amin. Namun, nasib di Pilkada 2020 berbeda jauh. Jagoan-jagoan Prabowo di daerah itu kalah.

Misalnya, di Depok, Jabar. Jagoan yang diusung Gerindra, Pradi Supriatna-Afifah Alia, tertinggal dari lawannya, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono.

Baca juga : Keponakan Prabowo, Muda Tapi Negarawan

Dalam rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok yang sudah mencapai 98 persen, Pradi-Afifah memperoleh 44,4 persen. Tertinggal jauh dari Idris-Imam yang sudah perolehan 55,6 persen.

Sementara, di Kabupaten Bandung, Jabar, jagoan Gerindra, Kurnia Agustina-Usman Sayogi, hanya meraup 30,8 persen suara. Kalah jauh dari Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan yang meraup 56,5 persen.

Di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, juga sama. Berdasarkan rekapitulasi sementara KPU Tangsel, keponakan Prabowo, Rahayu Saraswati, yang maju mendampingi Muhamad, hanya memperoleh 35,5 persen. Tertinggal dari calon petahana Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan yang memperoleh 40,6 persen.

Baca juga : Ponakan Prabowo Kepatil Lobster-gate?

Di Sumbar juga demikian. Calon Gerindra, Nasrul Abit-Indra Catri, hanya mampu menduduki posisi kedua dalam perhitungan sementara di KPU. Nasrul-Indra memperoleh 30,4 persen. Mereka tertinggal dari Mahyeldi-Audy Joinaldy yang sudah meraup 33,4 persen.

Mengapa bisa demikian? Apa ada hubungannya dengan keputusan Prabowo gabung dengan koalisi Jokowi?

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, banyak kemungkinan yang menyebabkan Gerindra kalah di kantong-kantong Islam. Salah satunya, Gerindra punya banyak kompetitor di lingkaran kanan, seperti PKS, PAN dan Demokrat.

Baca juga : Jelang Tahun Baru, Pesanan Kamar Hotel Di Pantai Pangandaran Meningkat

"Bukan semata-mata Prabowo masuk kabinet. Tapi  memang karena kurang jeli saja melihat calon. Sehingga memaksakan diri untuk mengajukan calon sendiri, padahal calonnya belum kuat," ujar pria yang akrab disapa Hensat ini, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Dengan kondisi ini, dia memprediksi kharisma Prabowo di tahun 2024 bisa hilang seiring berjalannya waktu. Selain karena dinamika politik, faktor kemunculan calon alternatif muda juga mengancam elektabilitas lulusan Akademi Militer tahun 1974 ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.