Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemotongan Insentif Nakes Dibatalkan, Alhamdulillah...

Jumat, 5 Februari 2021 06:30 WIB
Ilustrasi sejumlah tenaga medis yang bertugas di ruang IGD Covid-19 beristirahat dengan mengenakan APD. (Foto: ANTARA)
Ilustrasi sejumlah tenaga medis yang bertugas di ruang IGD Covid-19 beristirahat dengan mengenakan APD. (Foto: ANTARA)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah kabar pemotongan insentif tenaga kesehatan (nakes) dikritik habis-habisan, para pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akhirnya buka suara. Dan, alhamdulillah, pemerintah menyatakan pemotongan itu dibatalkan. Insentif para pahlawan Corona tetap seperti semula. Kalau uang negara lagi banyak, mungkin harus dipikirkan juga agar insentif para nakes itu, dinaikkan lagi. Amin.

Kemarin sore, Kemenkeu menggelar keterangan pers secara virtual. Hanya saja, Menteri Keuangan Sri Mulyani tak hadir. Pejabat yang hadir adalah Dirjen Anggaran Kemenkeu, Askolani dan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi.

Dalam kesempatan ini, awak media bertanya banyak hal. Misalnya, apa alasan Kemenkeu memotong insentif nakes 50 persen, apa yang dilakukan Kemenkeu agar pemberian insentif nakes tidak terlambat lagi, dan sebagainya.

Baca juga : Sasaran Penerima Diperluas, Insentif Nakes Dipotong 50 Persen

Askolani tak memberikan jawaban lugas. Soal pemotogan insentif, dia bilang, Kemenkeu sedang membahas dan mereview kembali kebijakan itu dengan Kemenkes.

“Hasilnya belum ditetapkan. Tapi ditegaskan di awal, insentif nakes itu akan kita jaga (besarannya) sama seperti di 2020,” kata Askolani.

Dia bilang, pemerintah saat ini sedang melakukan realokasi dan refocusing anggaran yang tidak mendesak di kementerian dan lembaga. Dana itu kelak akan dialihkan untuk pos kesehatan.

Baca juga : Bunga Acuan The Fed Ditahan, Rupiah Loyo Lagi

Askolani menjanjikan akan mengupayakan anggaran pos kesehatan akan lebih besar dari 2020. Selain untuk insentif nakes, juga akan digunakan untuk program vaksinasi.

“Rinciannya sedang kami konsolidasikan. Berapa perhitungan untuk pasien Covid, berapa jumlah untuk peralatan kesehatan dan pemberian insentif nakes. Juga, untuk menekan penyebaran Covid melalui 3T yang bekerjasama dengan lembaga lain. Tentunya akan kami lakukan semua perhitungan, akan kami percepat,” janjinya.

Jika insentif nakes tidak dipotong, berarti besaran insentif untuk dokter spesialis tetap mendapat Rp 15 juta, dokter umum dan gigi Rp 10 juta, bidan dan perawat Rp 7,5 juta, tenaga kesehatan lainnya Rp 5 juta. Sedangkan santunan kematian bagi tenaga kesehatan, besarnya Rp 300 juta.

Baca juga : Ganjar Pranowo: Alhamdulillah, Sehat Bregas Waras...

Di tempat terpisah, Staf Khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menegaskan, besaran insentif untuk tenaga kesehatan di tahun 2021 tidak berubah.

“Bahkan dukungan anggaran untuk sektor kesehatan ditingkatkan, diperkirakan sebesar Rp 254 triliun. Mari terus bergandeng tangan melawan pandemi!” cuitnya, di Twitter, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.