Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wapres: Berpikir Sempit Bikin Negara Berpenduduk Muslim Jadi Miskin

Kamis, 11 Februari 2021 12:34 WIB
Wakil Presiden, Maruf Amin. [Foto: Asdep KIP Setwapres]
Wakil Presiden, Maruf Amin. [Foto: Asdep KIP Setwapres]

RM.id  Rakyat Merdeka - Cara berpikir sempit menyebabkan negara mayoritas penduduk Muslim mengalami ketertinggalan, khususnya di sektor ekonomi, yang dikenal dengan istilah underdeveloped country. Hal ini dinyatakan Wakil Presiden, Maruf Amin.

"Hal itu yang menjadi salah satu penyebab, mengapa banyak negara berpenduduk Muslim masih tergolong underdeveloped country. Mengalami ketertinggalan dalam bidang ekonomi, pendidikan, iptek, dan bidang lainnya," kata Wapres, dalam Seminar Internasional berjudul Membangun Peradaban Islam Berbasis Masjid secara daring dari Jakarta, Kamis (11/2/2021).

Dia mencontohkan, perilaku berpikir sempit yang muncul akhir-akhir ini ialah terkait kelompok yang menganggap pandemi Covid-19 adalah konspirasi elite global, sehingga hal itu menghambat penanganannya. Cara berpikir sempit juga menghambat dan kontraproduktif dalam upaya membangun kembali peradaban Islam.

Baca juga : Presiden: Jangan Berpikir Bank Syariah Hanya Untuk Muslim

"Contoh sederhana cara berpikir sempit adalah, tidak percaya, bahwa Covid-19 adalah nyata. Atau percaya pada teori-teori konspirasi, tanpa mencoba memahami fenomena dengan akal sehat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan," katanya.

Menurut Wapres, cara berpikir sempit merupakan salah satu penyebab munculnya sifat radikal, egois, dan tidak mau menghargai perbedaan. Jika hal itu terus dibiarkan, akan dapat merusak tatanan kehidupan negara yang toleran.

"Cara berpikir sempit juga bisa melahirkan pola pikir menyimpang dari arus utama. Atau bahkan menjadi radikal, yang dapat menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Saya tidak ingin, umat Islam ikut dalam arus berpikir sempit, seperti fenomena yang muncul belakangan ini," katanya.

Baca juga : Tips Jitu Bikin Konten Media Sosial Jadi Viral

Wapres mengatakan, cara berpikir merupakan kunci utama yang menentukan kemajuan atau kemunduran suatu peradaban. Sehingga, cara berpikir yang harus dikembangkan dan diutamakan oleh umat Islam dalam mengamalkan ajaran agama ialah wasathy atau moderat.

"Bagi saya, cara berpikir yang moderat dan dinamis tersebut berarti, kita tidak bisa hanya memahami secara tekstual pada teks semata serta menolak perkembangan ilmu pengetahuan," katanya.

Dalam menyikapi persoalan di kehidupan sehari-hari, kata dia, umat Islam tidak bisa juga bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan dan mengabaikan motivasi agama. Karena hal itu akan menimbulkan pola pikir liberal.

Baca juga : Mimpi Bangun Ibu Kota Negara Belum Padam

Karena itu, harus ada batasan dalam menjalankan kehidupan beragama, yakni di tengah-tengah, antara tidak berpedoman pada teks semata dan tidak menjadi liberal.

"Dengan demikian, cara berpikir Islami itu tidak tekstual dan tidak liberal, la tekstualiyan wala liberaliyan, tetapi moderat, wasathiyan atau tawassuthiyan," ujarnya. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.