Dark/Light Mode

Kata Luhut, Kita & China Sedang Mesra-mesranya

Rabu, 28 November 2018 08:15 WIB
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri), Dubes China untuk Indonesia  Xiao Qian (kedua kanan), Mantan Dubes China untuk Indonesia  Lan Lijun (kiri) dan Peneliti Senior & Pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jusuf Wanandi (kanan) saat menghadiri pembukaan Seminar on Indonesia-China Five Years of Compreshensive Strategic Partnership di Hotel Mulia Jakarta, Selasa (27/11). (Foto : Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)
Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan (kedua kiri), Dubes China untuk Indonesia Xiao Qian (kedua kanan), Mantan Dubes China untuk Indonesia Lan Lijun (kiri) dan Peneliti Senior & Pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jusuf Wanandi (kanan) saat menghadiri pembukaan Seminar on Indonesia-China Five Years of Compreshensive Strategic Partnership di Hotel Mulia Jakarta, Selasa (27/11). (Foto : Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kita memang harus bersahabat dengan China. Saat ini China menjadi negara adidaya yang mampu bikin Amerika sempoyongan. Namun, persahabatan yang oleh Pak Luhut Pandjaitan disebut sedang mesra-mesranya itu, harus saling menguntungkan. Jangan sampai kita buntung.

Kemesraan ini terlihat di acara peringatan lima tahun kerja sama Indonesia-China bertajuk "Indonesia-China 5 Comprehensive Partnership" yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (27/11). Acara dihadiri ratusan undangan yang terdiri dari pelaku usaha, akademisi, dan perwakilan pemerintah dua negara.

Dari balik mimbar, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan posisi ekonomi Indonesia tidak pernah bergantung hanya pada satu negara di dunia. Trade partner ekonomi Indonesia, juga bukan hanya China. Tapi dia memastikan kerja sama Indonesia-China berlangsung baik dan saling menguntungkan. "Termasuk dengan China, kita tetap berpegang kepada prinsip saling menguntungkan," tegas Luhut.

Baca juga : Pernikahan Gisel & Gading Tak Seindah Instagram

Menilik data yang ada, total investasi China (termasuk Hong Kong) di Indonesia pada 2017 berjumlah sekitar 5,5 miliar dolar AS atau sekitar 17 persen dari keseluruhan investasi. Pemerintah Indonesia dan China juga semakin erat di tiga tahun terakhir. "Indonesia dan China perlu mempromosikan kemitraan global dan regional yang lebih baik. Kedua negara memiliki kapasitas untuk melakukan hal itu," katanya.

Dalam acara tersebut, Luhut memaparkan kondisi perekonomian Indonesia terkini. Menurutnya, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5 persen di tengah tantangan global. Hitungannya, pertumbuhan itu masih terpantau baik. "Indonesia memang pertumbuhan ekonomi 5 persen. Saya juga membicarakan di acara IMF-World Bank di Bali. Mereka bilang masih cukup yakin ekonomi Indonesia, sudah bagus," kata dia.

Tren positif juga terlihat di sektor nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Luhut yakin, rupiah tetap berada di bawah Rp 15 ribu per dolar AS. Soal investasi, Luhut bilang, saat ini adalah kesempatan yang baik. Pemerintah memberikan perhatian yang serius. Apalagi, Presiden Jokowi melakukan pemantauan rutin perkembangan investasi. Nah, atas dasar pondasi perbaikan ekonomi Indonesia, Luhut mengajak investor dari China memperbesar investasi.

Baca juga : Setelah 100 Tahun, Koleksi Batik Raja Thailand Dipamerkan

Selain Indonesia dalam posisi kemajuan ekonomi, juga memberikan banyak kemudahan bagi pihak asing untuk berinvestasi. Dia menegaskan, Indonesia membuka pintu bagi investasi asing berkontribusi dalam proyek strategis nasional yang menyerap nilai total investasi Rp 4.150 triliun. Proyek tersebut mencakup pembangunan jalan tol nasional, pembangunan prasarana kereta api, revitalisasi sarana perhubungan, termasuk pembangunan kilang minyak dan pembangunan kawasan industri.

"China telah menjadi mitra yang penting bagi Indonesia selama 3 tahun terakhir. Indonesia dan China harus bisa meningkatkan kerja sama kawasan dan dalam level global karena kedua negara memiliki kapasitas itu," katanya. Gayung bersambut, pihak China merespons positif hasil kerja sama tahunan ini. Presiden Kamar Dagang China di Indonesia Gong Bencai menyatakan, ada sekitar 1.000 perusahaan asal Negeri Tirai Bambu yang saat ini beraktivitas di Indonesia.

Dari jumlah tersebut, sekitar 50 persen beroperasi di Pulau Jawa. Rinciannya, 17 persen bergerak di bidang konstruksi, 15 persen di sektor pertambangan dan 13 persen lainnya di sektor kelistrikan. "Indonesia menjadi salah satu destinasi utama bagi perusahaan China untuk berinvestasi," kata Gong. Ke depan, lanjut Gong, perusahaan China akan berusaha membantu mewujudkan pembangunan Indonesia, seperti di dalam bidang infrastruktur logistik, pembangkit tenaga listrik serta aspek seperti air dan pangan.

Baca juga : Dhani Dicaci, Juga Dibela

Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian menambahkan, hubungan Indonesia-China cukup menjanjikan. Kedua negara saling mendapatkan keuntungan dari hasil kerja sama tersebut. "Indonesia dan China adalah dua negara independen yang bertetangga baik. Kerja sama antara Indonesia dan China sama-sama menguntungkan. Lima tahun terakhir kita sudah capai kemajuan yang besar. Kita akan lanjutkan dan membuatnya lebih baik," kata Xiao.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, lima tahun hubungan ekonomi Indonesia dengan China sangat baik. Mengingat China salah satu negara berpengaruh di dunia, berteman dengan China tentu memiliki manfaat tersendiri buat kita. Namun, Heri menyarankan Indonesia jangan terlalu lugu. Pada setiap hubungan dagang Indonesia-China sekalipun kita untung, China jauh lebih untung. Contohnya, tercatat pada neraca perdagangan Indonesia-China April 2018.

Kala itu, perdagangan Indonesia mengalami defisit 1,63 miliar dolar AS. Ekspor tercatat 14,47 miliar dolar AS, sementara impornya 16,09 miliar dolar AS. Sedangkan kontribusi produk China ke Indonesia menguasai 27,28 persen total impor kita dari seluruh negara di dunia. "Impor ke Indonesia utamanya berasal dari China atau kontribusinya 27,28 persen sebesar 13,92 miliar dolar AS. Jadi, harus hati-hati juga kerja sama dengan China," ujar Heri kepada Rakyat Merdeka. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.