Dark/Light Mode

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Minta 80 Ribu Petugas Tracing

Tanpa Tes Dan Lacak, Penanganan Corona Mutar-Mutar Di Situ Saja

Sabtu, 27 Februari 2021 05:30 WIB
Tim Contact Tracer Puskesmas Rengas blusukan di wilayah Rengas Bintaro sebagai upaya memeriksa kesehatan warga sekitar wilqyah Rengas, Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (23/2/2021). (Foto : Istimewa).
Tim Contact Tracer Puskesmas Rengas blusukan di wilayah Rengas Bintaro sebagai upaya memeriksa kesehatan warga sekitar wilqyah Rengas, Bintaro, Tangerang Selatan, Selasa (23/2/2021). (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
Dee_ sependapat, tes dan lacak merupakan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Dia setuju, pelaksanaan test & lacak Covid-19 terus diperluas.

“Untuk menekan penyebaran Covid-19, dilaku­kan tes dan lacak Covid-19 yang terus digaungkan dan diperluas,” tambah Benno_1106.

Amelia Martira menyambung. Dia mengajak seluruh pihak memperkuat tes dan pelacakan. Kata dia, siapa saja yang memiliki gejala Covid-19, harus melakukan tes, isolasi mandiri, dan melacak dengan siapa saja melakukan kontak fisik secara erat.

Baca juga : Udah Divaksin Prokes Tetap Dilakukan, Ini Alasannya

“Gunakan masker di setiap kesempatan di luar rumah. Jangan dilepas saat berinteraksi dengan orang. Kita bisa berpartisipasi menu­runkan laju infeksi Covid-19,” kata dia.

Nalar menimpali. Dia mengatakan, Pemerintah melalui @KemenkesRI terus melakukan tes dan lacak Covid-19. Kata dia, semua dilakukan demi pencegahan dan supaya masyarakat bisa bangkit dan beraktivitas normal kembali.

“Apakah vaksin akan jadi solusi mujarab pandemi Covid-19? Sayangnya, jawabanya tidak. Vaksin & obat akan menjadi pelengkap percepatan strategi exit pandemi,” kata akun Dicky Budi Man.

Baca juga : Suksesnya Program Vaksinasi Tergantung Proses Di Lapangan

Selain vaksin, jelasnya, pemerintah juga kudu melakukan tes dan lacak kontak kepada mereka yang diduga terinfeksi virus Corona. Selain itu, terhadap mereka yang positif terpapar Covid harus melakukan isolasi, karantina dan terapi. “3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) tetap wajib,” kata dia.

Sementara Ahmad Arif meminta program tes, lacak dan isolasi harus diseriusi, seperti pro­gram vaksin. Dia yakin, dengan program yang serius, penanganan Covid-19 jauh lebih baik.

Juru Wabah menyambung. Dia bilang, ke­matian yang tinggi hanya dapat ditekan dengan menekan penularan dengan Surveilans Covid- 19 yang baik. Yaitu, tes, lacak dan isolasi, serta komunikasi publik yang masif. “Vaksinasi pada lansia (orang lanjut usia), termasuk nakes (tenaga kesehatan) yang berusia 60+ dapat menekan kematian,” ujarnya.

Baca juga : PPKM Mikro Jadi Kunci Tekan Covid

Sedangkan Ines Atmosukarto menyesalkan, saat ini justru yang diandalkan adalah penan­ganan biomedis atau vaksin. Dia memaklumi, karena vaksin merupakan solusi tercepat dalam penanganan pandemi ini.

“Hal ini mungkin karena dianggap solusi instan dibanding penanganan bersifat kesehatan masyarakat yang memang membutuhkan ‘sus­tained effort’ -terus menerus,” katanya. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.