Dark/Light Mode

Divonis 2 Tahun Penjara

Kontraktor Proyek Air Minum Tebar Suap Ke Pejabat PUPR

Selasa, 2 Maret 2021 06:10 WIB
Leonardo Jusminarta Prasetyo (tengah) saat masih menjadi tahanan KPK. (Foto: ANTARA)
Leonardo Jusminarta Prasetyo (tengah) saat masih menjadi tahanan KPK. (Foto: ANTARA)

 Sebelumnya 
Namun, menurut Natsir, proyek itu bukan pihaknya yang mengerjakannya. Rizal kemudian menyampaikan akan dilaksanakan pemeriksaan khusus di Direktorat Pengembangan. Natsir mempersilakan.

Rizal pun mengatakan akan ada stafnya yang menghubungi Natsir. Selanjutnya, Leonardo dan Febi datang ke kantor Natsir di Kementerian PUPR. Leonardo memberitahu Natsir, bahwa orang yang dimaksud Rizal adalah dirinya.

Kepada Natsir, Leonardo menyampaikan keinginan ikut serta dalam lelang proyek di Direktorat Pengembangan SPAM. Natsir lalu mempersilakan PT Minarta mengikuti lelang.

Baca juga : Dongkrak Kinerja Sektor Perikanan, Treng Siap Gandeng Vietnam

Kemudian, Rizal menandatangani surat tugas pada 21 Oktober 2016 untuk melaksanakan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) atas Pengelolaan Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi Air Limbah pada Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dan Instansi Terkait Tahun 2014, 2015, dan 2016 di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Jambi.

Berkenaan pelaksanaan PDTT tersebut, pada Desember 2016, auditor melaporkan berdasarkan klarifikasi, didapat laporan dari masing-masing PPK bahwa dalam dokumen Temuan Pemeriksaan (TP), terdapat temuan sejumlah Rp 37,23 miliar. Setelah diklarifikasi antara Satker SPAM Strategis dengan Tim Pemeriksa BPK dalam pertemuan pada April 2017, dokumen temuan berubah menjadi Rp 18 miliar.

Natsir kemudian menyampaikan pesan kepada Kepala Satuan Kerja (Kasatker) SPAM Strategis, Tampang Bandaso, bahwa ada proyek yang diincar Rizal untuk dikerjakan kontraktor bernama Leonardo.

Baca juga : Proyek Bandara YIA Minim Kecelakaan Kerja

Natsir selanjutnya digantikan Muhammad Sundoro alias Icun. Meski demikian, Icun tetap meminta kepada Kasatker SPAM Strategis yang baru, Rahmat Budi Siswanto, agar mengakomodasi permintaan Rizal.

Pada pertengahan 2017, Direktur Teknis dan Pemasaran PT Minarta, Misnan Miskiy, menemui Rahmat Budi Siswanto dan minta dimenangkan dalam lelang.

PT Minarta lalu dinyatakan sebagai pemenang lelang proyek Hongaria 2 TA 2017-2018 yang lokasi pengerjaannya di wilayah Jawa meliputi Banten, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur dengan total nilai Rp 75,83 miliar.

Baca juga : KPK Periksa Ketua BPK Agung Firman Sebagai Saksi Suap Kasus SPAM PUPR

Atas proyek yang diperoleh itu, Leonardo meminta karyawan PT Minarta, Yudi Yordan, agar mengantarkan uang ke rumah Febi sejumlah 100.000 dolar Singapura dan 20.000 dolar Amerika. Febi lalu menukarkan uang tersebut ke mata uang rupiah hingga mencapai Rp 1 miliar.

Febi lalu menyerahkan Rp 1 miliar itu kepada anak Rizal, Dipo Nurhadi Ilham, pada 21 Maret 2018 di Mal Transmart Cilandak. Sisanya, dipergunakan untuk keperluan pribadi.

Pada malam hari, Dipo kemudian menyerahkan “paper bag” berisi uang Rp 1 miliar ke rumah Rizal. Selanjutnya, Dipo menghubungi Rizal untuk memberitahukan bahwa titipan sudah diletakkan di meja kerja Rizal. [BYU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.