Dark/Light Mode

Kalau Toleransi Tak Ada Lagi, Bubar Persaudaraan Kita...

Jumat, 5 April 2019 16:19 WIB
Kalau Toleransi Tak Ada Lagi, Bubar Persaudaraan Kita...

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2019 menjadikan masyarakat terbelah. Belahnya sampai dalam. Di dunia maya, kedua tim pendukung capres saling serang, saling sindir dan saling kritik.

Banyak pihak yang khawatir dan mewanti-wanti agar Pilpres ini tak sampai mengganggu harmoni. Di istagramnya, akun Polikklitk mengambarkan sebuah meme dengan judul “Melukis Toleransi”.

Captionnya, “Orang bilang tanah kita tanah surga, tapi kalau beda enggak diterima” #Pelukis, #Perbedaan, #Toleransi.

Baca juga : Anies: Jangan Direndahkan, Mereka Saudara Kita Juga

Beragam komentar pun tidak ketinggalan. Amri_rofella mempertanyakan soal toleransi. Menurutnya, meski muslim mayoritas, mereka tetap menghargai perbedaan.

“Walaupun umat Islam bilang kalau umat yang selain muslim itu kafir, tapi tetap ada toleransi. Nyatanya mereka beribadah dengan tenang kami pun juga.

Apa karena dengan kata dari Alquran Firman Allah yang berkata bahwa yang tidak muslim itu kafir trus lantas kami dianggap tidak toleransi? Tidak bilang “Selamat hari Raya... Umat lain” dibilang tidak toleransi? Padahal inti dari toleransi dri kmi. 

Baca juga : PLN Perkuat Listrik Jawa Bali

Silahkan anda beribadah kami pun juga dan jangan menyinggung ibadah yg berbeda,” “Wahai saudaraku, mana yg katanya toleransi? mayo kok diskriminasi ke minor terus? kapan mau maju?,” tulis Kikihendras. “Toleransi hanya berlaku seagama & sejunjungan capresnya,” sambung Ajiiix.

Ivansbtn berhasrap sikap toleransi terus dipegang. “Kami ini penuh toleransi, kalo kami ini intoleran, udah mati, bubar semua mereka itu” “Toleransi dari mayoritas udah mati, karna mayoritas makin sini makin konservatif,” sambung Perdanarendy.

Adityadarmadi_komz berharap tokoh agama berperan besar menjaga keutuhan NKRI. “Dimana para ulama yang sekarang diagung-agungkan itu. Di sini harusnya peran dan fungsi mereka. Jelas saya lihat di sini yang bermasalah itu bukan agamanya. Tapi lebih ke pribadi masyarakatnya,” tulis didiksuryadi98.

Baca juga : KBRI Den Haag: Tak Ada WNI Yang Jadi Korban Penembakan Uthrect

Pynesz mengatakan sejak kata “minoritas” & “mayoritas” menjadi populer dan sekat kita lupa, kata “MUSYAWARAH” & “GOTONG ROYONG” yang bisa mengatasi segala perbedaan. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.