Dark/Light Mode

Harapan Pengamat

Pak Jokowi, Jangan Gagal Fokus Saat Reshuffle!

Selasa, 20 April 2021 23:30 WIB
Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi Indonesia) Jeirry Sumampow (Foto: Istimewa)
Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi Indonesia) Jeirry Sumampow (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Reshuffle kabinet jilid II sudah ramai jadi topik perbincangan. Nama-nama calon menteri pun sudah bermunculan. Ada yang sudah dipanggil langsung oleh Presiden Jokowi, ada juga yang "ditawarkan", baik oleh parpol maupun kelompok tertentu. 

Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi Indonesia) Jeirry Sumampow berharap, semoga semua dinamika ini tak makin membuat pusing Jokowi, lalu gagal fokus untuk tujuan yang lebih substansial. Jeirry juga berharap Jokowi tak terpengaruh oleh kuatnya kepentingan politik yang mungkin tersembunyi di balik banyak usulan nama itu. 

Baca juga : Menghadap Jokowi, Rapsel Ali Bahas Soal Balap Motor, Bukan Reshuffle

“Pak Jokowi harus tetap fokus pada upaya memperkuat kabinet dengan orang yang tepat agar bisa kerja efektif dan cepat bagi pencapaian visi dan misi Presiden. Tetap menggunakan kriteria yang rasional dan objektif agar mampu memilih orang yang baik dan tepat,” ucapnya dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (20/4)

Jeirry lalu memaparkan empat hal yang mempengaruhi reshuffle kali ini. Pertama, soal yang sifatnya administrasi demi percepatan pencapaian visi dan misi pemerintahan Jokowi, yaitu penggabungan Kementerian Ristek dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pembentukan Kementerian Investasi. 

Baca juga : Puasa Sehat, Aman Dan Imun Saat Pandemi

Kedua, evaluasi kinerja para menteri. “Momentum reshuffle selalu dimanfaatkan Presiden Jokowi untuk mengevaluasi kinerja para menterinya dan menggantinya. Jadi, agaknya reshuffle ini akan menyasar para menteri yang di kementeriannya sedang ‘bermasalah’ dan yang berkinerja kurang memuaskan. Termasuk para menteri yang tak setia menjalankan ‘perintah’ Presiden,” ucapnya.

Ketiga, kebutuhan untuk merangkul kelompok keagamaan untuk bersama terlibat dalam mengelola kehidupan negara. Dalam hal ini, tentu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. 

Baca juga : Ibadah Jalan, Tapi Jangan Lupa Menjaga Prokes Lho

“Selama ini, kesan saya, kedua Ormas tersebut agak merasa ‘ditinggalkan’ Jokowi. Saya kira, peran kedua Ormas Islam ini dalam konteks menjaga stabilitas sosial politik sangatlah penting. Apalagi menghadapi tantangan radikalisme keagamaan yang sifatnya masih laten. Begitu juga menghadapi polarisasi sosial politik akibat politik identitas yang terus-menerus dimainkan,” tambah Jeirry.

Keempat, kepentingan politik menuju 2024. Paling tidak, Jokowi ingin agak para menteri bisa lebih fokus untuk menyelesaikan sampai tuntas semua program Jokowi-Maruf sesuai visi misinya. “Jadi, perlu menteri yang kompeten dan setia, tak terpengaruh oleh kepentingan lain di luar melakukan visi misi dan program Presiden,” ujarnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.