Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pancasila Dan Bahasa Indonesia Lenyap Dari Standar Nasional Pendidikan, H Hasyim Asy’ari Lenyap Dari Kamus Sejarah RI, Tokoh Komunis Masuk Di Kamus Sejarah RI

Nadiem Banyak Errornya

Rabu, 21 April 2021 07:10 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengunggah foto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila,” tulis Nadiem, di akun Instagram pribadinya, Selasa (20/04/2021). (Foto:  Instagram/@Nadiemmakarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengunggah foto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Ngobrol dua jam sama Bu Mega, diskusi strategi mempercepat Merdeka Belajar dan Profil Pelajar Pancasila,” tulis Nadiem, di akun Instagram pribadinya, Selasa (20/04/2021). (Foto: Instagram/@Nadiemmakarim

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim lagi banyak mendapat sorotan. Banyak hal kontroversial muncul di kementeriannya. Mulai dari Pancasila dan Bahasa Indonesia yang hilang dari Standar Nasional Pendidikan (SNP), hingga hilangnya nama KH Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia jilid I. Sepertinya, Nadiem lagi banyak error nih.

Hilangnya Pancasila dan Bahasa Indonesia dari SNP, sudah heboh pekan lalu. Hal ini diketahui setelah terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). PP yang mengatur kurikulum untuk jalur pendidikan formal dan nonformal itu tidak lagi mencantumkan Pancasila dan Bahasa Indonesia dalam SNP.

Belum mereda masalah tersebut, kini muncul kontroversi baru, yaitu hilangnya sejumlah tokoh penting dalam sejarah Indonesia di Kamus Sejarah Indonesia. Di jilid I, tidak ada nama KH Hasyim Asy'ari. Sedangkan di jilid II tidak ada nama Soekarno dan Mohammad Hatta dalam entry khusus, meski masuk pada penjelasan di awal kamus. Sebaliknya, sejumlah nama tokoh komunis muncul dalam kamus yang diterbitkan Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.

Baca juga : Wali Kota Cimahi Pernah Kena Tipu KPK Gadungan

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda kesal dengan hal ini. Politisi PKB itu pun meminta Kemendikbud segera menarik Kamus Sejarah Indonesia Jilid I dan II dari peredaran. Menurutnya, kejanggalan dalam kamus sejarah tersebut berbahaya bagi pembentukan karakter peserta didik, karena adanya disinformasi.

“Bayangkan jika potensi persebarannya yang begitu luas, namun di sisi lain ada informasi kesejarahan yang tidak akurat. Maka akan ada banyak anak didik dan generasi muda di Indonesia yang tidak bisa memahami proses nation formation maupun nation building secara utuh,” kata Huda.

Anak buah Muhaimin Iskandar ini juga meminta Nadiem mengevaluasi tim penyusun Kamus Sejarah Indonesia, yang dinilainya tunasejarah dan tunanasionalisme. Ulah tim penyusul yang tak memasukkan nama pendiri Nahdlatul Ulama itu, dianggapnya sangat keterlaluan.

Baca juga : Mitratel Dan PGE Bakal Kecipratan Dana Jumbo

“Kemendikbud harus benar-benar selektif dalam memilih tim penyusun buku ataupun bahan ujian. Sebab, seringkali kita temui berbagai produk konten dari Kemendikbud yang menuai polemik dan kontroversi,” kata Huda.

Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini juga mendamprat Nadiem. Dia menyebut, lenyapnya nama KH Hasyim Asy’ari merupakan keteledoran dan ketidakpahaman tim penyusun tentang sejarah bangsa. Bahkan, dia sampai curiga ada pengkhianatan terhadap sejarah bangsa.

"Seluruh anak bangsa harus paham secara utuh sejarah bangsa Indonesia. Tidak boleh ada yang memutus mata rantai sejarah perjalanan bangsa. Karena itu, kalau hal ini disengaja merupakan pengkhianatan terhadap sejarah," tegasnya.

Baca juga : Kecelakaan Lalu Lintas Picu Kerugian Ekonomi

Setelah masalah ini heboh, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid muncul. Dia memastikan, tidak ada niat dari Kemendikbud untuk menghilangkan nama KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.