Dark/Light Mode

Tidak Impor Beras Sampe Akhir Tahun

Suara Jokowi, Suara Petani

Kamis, 22 April 2021 07:30 WIB
Presiden Joko Widodo bincang-bincang dengan petani saat meninjau lokasi panen padi, di Desa Wanasari, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021). (Foto: Agus Suparto)
Presiden Joko Widodo bincang-bincang dengan petani saat meninjau lokasi panen padi, di Desa Wanasari, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (21/4/2021). (Foto: Agus Suparto)

 Sebelumnya 
Setelah diputuskan tak impor, harga gabah kering yang sempat anjlok kini perlahan membaik. Di Wanasari misalnya, tercatat harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 4.200 per kilogram, sudah sesuai harga pembelian pemerintah (HPP).

Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengapresiasi keputusan pemerintah yang memastikan tidak akan melakukan impor beras. Wasekjen KTNA, Zulharman Djusman mengatakan, keputusan Jokowi ini sesuai dengan keinginan para petani.

Kata dia, KTNA sudah menyampaikan permohonan kepada pemerintah agar tidak melakukan impor setidaknya hingga Mei 2021. Sebab, masa puncak panen raya jatuh pada bulan Maret-April sehingga diperlukan adanya waktu pengamanan produksi saat dan pasca panen raya.

Baca juga : Buka Mukernas PKB, Ini Harapkan Jokowi Untuk Cak Imin Cs

“Kami sangat mengapresiasi keputusan ini,” kata Zulharman, kemarin.

Kata dia, kualitas gabah saat ini pum mulai membaik setelah sebelumnya mengalami kendala lantaran kadar air gabah lebih dari 25 persen. Tingginya kadar air itu membuat Bulog tidak bisa melakukan penyerapan karena terikat oleh aturan. “Saat ini cuaca sudah mulai normal hampir di seluruh wilayah seperti Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, NTB, jadi Insya Allah sudah bisa memenuhi kriteria Bulog,” kata dia.

Zulharman mengatakan, ketersediaan beras diyakini masih mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Baca juga : Sabar Ya, Pak Jokowi Segera Datang

Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori menyampaikan hal serupa. Dia ikut senang akhirnya pemerintah mendengar suara para petani. Kata dia, impor beras di awal tahun memamg keputusan keliru karena memasuki panen raya. Kecuali ada kejadian luar biasa seperti bencana alam, banjir, kekeringan.

Meski begitu, dia berharap pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap polemik impor beras. Pasalnya, wacana impor beras selalu berulang tiap tahun. Karena pemerintah harus merancang ulang dan merumuskan kebijakan terkait beras agar tidak lagi terulang. Salah satu caranya mengintegrasikan kebijakan soal beras. “Kalau tidak diselesaikan akan selalu begini,” kata Khudori, kemarin.

Menurut dia, keputusan impor beras sebaiknya dirumuskan di September atau saat musim panen gadu 2021. Gadu adalah padi yang ditanam di musim kemarau. Pada saat itu, sebanya 85 persen produksi nasional sudah ada di tangan. Dari sana bisa diketahui kulitas produksi nasional itu bagus atau tidak. “Kalau tidak bagus dan kurang, ya putuskanlah impor,” ungkapnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.