Dark/Light Mode

Vaksinasi Rendah, Varian Baru Marak

ASEAN Bisa Jadi Episentrum Covid Setelah Eropa, RI Kudu Ekstra Waspada

Selasa, 1 Juni 2021 21:06 WIB
Aktivitas screening Covid di perbatasan Malaysia, Pos Lintas Batas Negara Entikong, Kalimantan Barat. (Foto: Humas Kemlu)
Aktivitas screening Covid di perbatasan Malaysia, Pos Lintas Batas Negara Entikong, Kalimantan Barat. (Foto: Humas Kemlu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Alarm bahaya Covid dari negara tetangga terdekat, makin berbunyi nyaring.

Tak cuma dari Malaysia yang saat ini tengah menjalani lockdown total selama 2 pekan, sejumlah negara ASEAN lainnya juga melaporkan tren kasus positif dan kematian yang terus meningkat.

Terkait hal tersebut, Pakar Bioteknologi sekaligus Associate Professor Universiti Putra Malaysia Bimo Ario Tejo, PhD mengingatkan, Indonesia harus ekstra waspada.

Sebab menurutnya, ASEAN bisa jadi episentrum Covid selanjutnya setelah Eropa.

Baca juga : Ketua Satgas: Tenang, Petugas Kita Waspada

"Dengan cakupan vaksinasi yang masih sangat rendah dan masuknya varian-varian baru yang lebih menular, negara-negara tetangga sudah memberikan warning terhadap apa yang akan terjadi, jika kita tidak waspada," papar Bimo via laman Instagramnya, Selasa (1/6).

 "Warning itu seperti alarm kebakaran. Kita bisa mengabaikan atau menganggapnya main-main. Atau kita serius dan mengambil langkah-langkah penyelamatan. Tahun lalu, kita kena belakangan setelah negara-negara sekeliling kita. Jadi kali ini, harusnya kita lebih waspada," tegasnya.

Bimo menjelaskan, ada 4 negara yang perlu mendapatkan perhatian khusus, terkait situasi Covid belakangan ini. Yakni Malaysia, Thailand, Filipina, dan Kamboja.

Hasil sampel yang diisolasi dari pasien Covid di Malaysia, Thailand, Filipina, dan Kamboja menunjukkan adanya dominasi varian impor yang memiliki daya tular lebih tinggi. Yaitu B.1.1.7 (Alpha, Inggris) dan B.1.351 (Beta, Afrika Selatan).

Baca juga : Pandemi Terkendali, Presiden Minta Jangan Kendor dan Tetap Waspada

Varian-varian impor itu menggeser dominasi varian lokal.

"Sampai saat ini, sampel dari pasien Indonesia masih menunjukkan dominasi varian lokal. Yaitu B.1.466.2 dan B.1.470. Tapi, kehadiran varian B.1.617.2 (Delta, India) dan B.1.1.7 (Alpha, Inggris) sudah mulai terdeteksi. Ini harus diwaspadai," terang Bimo.

Karena itu, tak ada jalan lain untuk membendung masuknya varian-varian yang lebih menular, selain memperketat pengawasan di perbatasan negara.

Di samping terus meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas yang tak perlu).

Baca juga : Jokowi: Aceh Bakal Jadi Episentrum Ekonomi Baru di Sumatera

"Protokol kesehatan harus diperketat, untuk mencegah penularan lokal dari varian-varian impor yang sudah telanjur masuk," tandas Bimo, yang juga ahli Kimia Farmasi. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.