Dark/Light Mode

Pemilu 2019 Ruwet & Banyak Petugas Meninggal

Pejuang Demokrasi Jadi Korban, Kaji Lagi Dong Pemilu Serentak

Kamis, 25 April 2019 11:56 WIB
Komisioner KPU, Hasyim Asyari. (Foto : Istimewa).
Komisioner KPU, Hasyim Asyari. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu 2019 diakui paling ruwet, melelahkan dan banyak menelan korban meninggal. Desakan agar pemilu serentak dikaji dan dievaluasi semakin kencang. Kini ada usulan dipisah antara pemilu nasional dan daerah. 

Usulan itu, bukan asal bunyi, tetapi karena berdasarkan riset yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hasil risetnya, dilakukannya pemilu serentak dengan dua jenis. Dua jenis pemilu tersebut, yaitu pemilu serentak nasional dan pemilu serentak daerah. 

“Pemilu serentak nasional untuk pilpres, pemilu DPRdan DPD memilih pejabat tingkat nasional,” ujar Komisioner KPU, Hasyim Asyari, kemarin. Sedangkan pemilu serentak daerah untuk pilkada gubernur dan bupati/wali kota dan DPRD provinsi dan kabupaten/kota (memilih pejabat tingkat daerah provinsi/kabupaten/ kota). 

Terkait waktu pelaksanaan, Hasyim mengatakan pemilu daerah dapat dilakukan 2,5 tahun lebih dulu. Pemilu daerah ini dilaksanakan di tengah pelaksanaan pemilu nasional 5 tahunan. 

“Pemilu nasional 5 tahunan, misalnya 2019, berikutnya 2024. Pemilu daerah 5 tahunan, diselenggarakan di tengah 5 tahunan pemilu nasional, misalnya pemilu nasional 2019, dalam 2,5 tahun berikutnya (2022) pemilu daerah,” kata Hasyim. 

Baca juga : Persebaya Menang, Wasit Jadi Korban

Ketua KPU Arief Budiman menyarankan pemerintah mengevaluasi Pemilu Serentak 2019. Arief menyoroti banyaknya petugas yang meninggal dalam proses pemilu. Hingga kini sudah 119 orang yang meninggal dunia. “Akan ada evaluasi mulai dari teknis kerja hingga penyelenggaraan pemilu,” ujarnya. 

Usulan agar pemilu dipisah dikuatkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. JK mengusulkan pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif kembali dipisah penyelenggaraannya.JK menilai, digabungnya Pileg dan Pilpres membuat pekerjaan petugas KPPSdan polisi menjadi lebih berat. 

Tak hanya para elite, warganet juga mendukung pemilu dipisah. Salim Suryadi @ salimsuryadi21 mengatakan, harus ada peruba¬han sistem pemilu ke depan, di mana pemilu yang sifatnya nasional dan daerah dipisah waktunya. 

“Jangan serentak, terbukti banyak pejuang demokrasi menjadi korban karena beban kerja yang berat. Daya tahan tubuh untuk bekerja maksimal 8 jam,” sebut dia. 

Begitupun dengan Jhony JIG @JhonyJig menilai sistem pemilu serentak tidak efektif, terlebih telah menelan banyak korban petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang diduga karena kelelahan. “Ke depan pelaksanaan Pilpres dan Pileg kembali dipisah saja,” ujarnya. 

Baca juga : Inilah Nama Korban Kereta Anjlok Yang Dirawat Di RS

AanSugara @AanSugara mengakui pemilu serentak yang paling berat kerjanya adalah PPK. Pleno hasil di tingkat kecamatan sampai 3 hari 3 malam. “Baiknya dipisah pemilunya. Pemilu hanya untuk memilih DPRRI, DPD seperti presiden... Kedua pemilukada untuk memilih gubernur, bupati/walikota serts DPRD provinsi dan DPRD kabupten,” ujarnya. 

Hal senada juga diungkapkan Rahmadana yusuf @RahmadanaY. Kata dia, ada baiknya ke depannya pemilu dipisah waktunya (presiden-legislatif). “Kalo bersamaan gitu kasihan KPPSdan relawan. Soalnya harus bekerja keras. Dan itu berhari hari. Bahkan kesehatanpun kurang diperhatikan. Kasihan liatnya,” kata Rahmadana. 

Wiwinsuwandi @Wi2nSuwandi juga sama. Kata dia, dengan banyaknya petugas KPPSyang meninggal, sakit karena kelelahan, sebaiknya pemilu dipisah dalam 2 gelombang. Pertama, Pemilu Nasional (Pilpres, DPR, DPD). Dan kedua, Pemilu Lokal (Pilkada, DPRD Prop, dan DPRD Kab/Kota).  “Ini untuk mengurangi beban penyelenggara pemilu,” ujar Wiwin. 

Kamarullah halim @KamarullahH tidak sependapat pemilu dipisah. Menurut dia, pemilu serentak sudah sukses tinggal diperbaiki saja. 

“Banyak komentar, Pemilu Gabungan Pilcapres/Cawapres & Pileg dikaji ulang dipisah dari 1x ke 2x. Pemilu gabungan di Indonesia jadi perhatian negara-negara lain, dianggap sukses. Jangan karena banyak korban lalu dievaluasi & kembali dipisahkan. Sebagai anak bangsa, jiwa perjuangan tanpa menyerah,” tandasnya. 

Baca juga : Di Cirebon, Kotak Suara Dijemur Seperti Kerupuk

Ditambahkan @Syambazy, pemilu serentak sudah baik sehingga tidak perlu dipisah lagi. Kata dia, pemilu-pilpres serentak kali ini sudah berjalan jurdil, tertib, lancar dan aman. Selain itu, sambung dia, pemilih sudah paham tugasnya dan hasil sementara menunjukkan rakyat tidak salah pilih. 

“Biaya lebih hemat. Ada kekurangan itu biasa. Kok mau diubah lagi kayak ga ada prioritas lain,” tandasnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.