Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Masyarakat Terus Diingatkan Tak Lengah Prokes

Jangan Remehin Varian Baru Covid-19, Lindungi Keluarga

Minggu, 13 Juni 2021 05:16 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. (Foto : Marji - Medcom).
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito. (Foto : Marji - Medcom).

RM.id  Rakyat Merdeka - Varian baru virus Corona belum terbukti lebih ganas dari varian yang lainnya. Namun, kewaspadaan terhadap virus ini harus tetap dilakukan.

Menyeruaknya varian baru virus Corona di Indonesia hingga saat ini tak berdampak langsung pada kenaikan kasus Covid-19. Lonjakan kasus Covid-19 yang sekarang terjadi merupakan dampak dari libur Lebaran.

“Penelitian tentang itu belum bisa membuk­tikan adanya hubungan langsung peningkatan kasus karena varian baru,” kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Wiku mengungkapkan, saat ini Satgas masih menunggu penelitian mendalam yang menyatakan adanya hubungan varian baru Covid-19 dan kenaikan kasus Covid-19.

Baca juga : Jangan Dipaksakan, Tunggu Kasus Covid-19 Melandai Saja

Dia memastikan, publik bakal menda­patkan informasi hasil penelitian tersebut dari perguruan tinggi atau Kementerian Kesehatan.

Menyangkut mutasi baru virus Corona, setidaknya ada tiga varian yang sudah masuk ke Indonesia. Yakni varian B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, serta B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan.

Wiku mengatakan, pola kenaikan kasus usai libur panjang atau Idul Fitri juga terjadi pada 2020. Dia menyebutkan, kenaikan kasus pada 2020 tersebut mencapai 213 persen pada pekan kedua hingga ketujuh.

“Ada pun untuk Idul Fitri 2021, puncak kenaikan kasus Covid-19 diprediksi terjadi pada pertengahan Juni nanti,” katanya.

Baca juga : Disiplin Prokes Dan Selalu Berdoa Semoga Tak Ada Tsunami Covid-19

Per 6 Juni 2021, terjadi kenaikan jumlah kabupaten/kota yang memasuki zona merah (tinggi) dari 13 menjadi 17 daerah, zona oranye (sedang) dari 32 menjadi 33, dan zona kuning turun dari 171 menjadi 158 daerah.

“Pekan ini ada 12 kabupaten/kota yang ber­pindah dari zona oranye ke zona merah,” ujar Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu.

Wiku mengatakan, yang perlu diwaspadai adalah 10 kabupaten/kota yang kini mendeka­ti zona merah. Yaitu, Pati, Brebes, Semarang (Jawa Tengah), Kepulauan Meranti dan Kota Pekanbaru (Riau), Muara Enim (Sumatera Selatan), Tanah Datar (Sumatera Barat), Dairi (Sumatera Utara), Bintan (Kepulauan Riau) dan Sumba Tengah (NTT).

“Daerah-daerah ini jika tidak segera diper­baiki penanganannya, kemungkinan besar pada minggu berikutnya akan berpindah ke zona merah,” kata Wiku.

Baca juga : Klaster Sekolah Muncul, Guru Juga Perlu Diedukasi

Kendati belum ada penelitian keterkaitan varian baru virus Corona dengan lonjakan kasus Covid- 19, netizen tetap menyarankan masyarakat mesti waspada. Masyarakat diingatkan supaya tidak len­gah menerapkan protokol kesehatan (prokes).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.