Dark/Light Mode

Gemeteran Lihat Corona

Jokowi Tidur Setelah Nelpon Wisma Atlet

Kamis, 1 Juli 2021 08:00 WIB
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Munas VIII Kadin Indonesia, di Kota Kendari, Sultra, Rabu (30/6/2021). (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Munas VIII Kadin Indonesia, di Kota Kendari, Sultra, Rabu (30/6/2021). (Foto: Biro Pers)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mengaku gemeteran melihat keganasan serangan Corona yang terjadi belakangan ini. Kenaikan kasus aktif yang sangat ekstrem membuat kepala negara jadi tidak bisa tidur cepat. Tiap malam, Jokowi harus nelpon Wisma Atlet untuk mengecek tingkat keterisian tempat tidur. Setelah itu, baru Jokowi bisa tidur.

Hal tersebut diceritakan Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional VIII Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Tahun 2021, di Kendari, Sulawesi Tenggara, kemarin. Acara ini disiarkan langsung di kanal Youtube Sektetariat Presiden.

Di hadapan para pengusaha itu, Jokowi menceritakan bagaimana lonjakan kasus Corona mempengaruhi aktivitasnya. Saat kasus Corona turun, Jokowi mengaku bisa tenang dan sedikit senang karena aktivitas ekonomi mulai bergeliat.

Baca juga : PROJO Apresiasi Mentan SYL Wujudkan Arahan Jokowi Di Sektor Pertanian

Namun, saat terjadi lonjakan kasus tinggi, maka yang terjadi sebaliknya. Eks Gubernur DKI Jakarta itu jadi tak bisa tidur cepat. Karena khawatir pada tingginya angka keterisian tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR).

Ia lalu menceritakan pengalaman saat terjadi lonjakan kasus Corona pada September tahun lalu. Tingginya kasus Corona membuat tingkat keterisian rumah sakit Wisma Atlet mencapai 92 persen. Padahal rumah sakit ini gambaran keadaan BOR secara nasional. “Saya betul-betul sudah gemetar dan gerogi. Betul-betul 92 persen,” kata Jokowi.

Bersyukurlah, setelah itu, BOR bisa menurun. Dalam waktu sebulan, BOR di Wisma Atlet turun 15 persen. Rumah sakit tak lagi penuh. Bahkan di Januari tingkat keterisian ranjang sudah mencapai 66 persen. Mendekati angka ideal yaitu di 50 persen.

Baca juga : Jakarta Darurat Corona, Bioskop dan Tempat Wisata Ditutup

Kondisi makin baik terjadi di bulan Mei lalu. Tingkat keterisian rumah sakit turun lagi 28 persen menjadi 38 persenan. Meskipun perang lawan Corona belum selesai, Jokowi mengaku cukup senang. Tingkat keterisian tempat tidur sudah rendah. “Saya sudah senang sekali saat itu,” ucap Jokowi.

Namun sayangnya, tak sampai satu bulan, BOR melonjak lagi. Gara-gara libur Lebaran, jumlah kasus Corona melonjak lagi. Akibatnya, tingkat keterisian ranjang di rumah sakit naik jadi 72 persen.

Saat ini, BOR sudah mencapai 90 persen. “Inilah angka-angka yang harus saya sampaikan apa adanya,” ujarnya.

Baca juga : Kepatil Covid-19, Empat Awak Bus Sekolah Diamankan Ke Wisma Altlet

Kata Jokowi, lonjakan kasus ini punya kemiripan dengan India tahun lalu. Saat itu, penambahan kasus di negeri Bollywood itu mencapai 50 ribu kasus aktif per hari. Kemudian turun jadi 9.000 kasus per hari, dan di akhir Januari ke Februari naik eksponensial dari 9.000 menjadi 370 ribu per hari. “Lompatan yang sangat eksponensial sekali,” ucapnya.

Sementara di Indonesia, jumlah kasus aktif pada Februari 2021 sempat melonjak hingga kisaran 176 ibu kasus. Dalam 4 bulan pelan-pelan turun sampai 87 ribu kasus. Tetapi begitu ada libur Lebaran kemarin, plus varian baru, kasus aktif naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu. “Kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, kita tidak boleh lengah,” warning-nya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.