Dark/Light Mode

Soal Vaksin Individu, IDI: Dari Dulu Konsepnya Sudah Ada

Selasa, 13 Juli 2021 10:06 WIB
Disuntik vaksin Covid-19/Ilustrasi (Foto: Dwi Pambudo/RM)
Disuntik vaksin Covid-19/Ilustrasi (Foto: Dwi Pambudo/RM)

 Sebelumnya 
Selain itu, lanjut Daeng, pelaksanaan vaksinasi mandiri bersifat sukarela dan tidak ada paksaan. "Nggak ada paksaan. Kan secara sukarela pasti yang mengakses hanya orang-orang mampu. Kalau orang-orang, jadi prioritas tetap yang gratis dan tetap didorong dilaksanakan secara massal," ungkapnya.

Senada, Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sumantri Suwarno menilai, pelaksanaan vaksinasi berbayar ini tidak perlu diperdebatkan. Sebab, vaksinasi tersebut untuk mempercepat vaksinasi nasional. "Jangan selalu dibenturkan inisiatif-inisiatif seperti ini," kata Sumantri.

Menurutnya, yang terpenting adalah kelompok tidak mampu harus mendapatkan akses vaksinasi secara gratis. Ia juga meminta masyarakat untuk mengawal pelaksanaan vaksin gratis alias vaksin program pemerintah.

Yang perlu dilakukan, kata Sumantri, Pemerintah membuat aturan untuk vaksinasi berbayar. Misal, bagi mitra swasta yang mau menerima kuota vaksin berbayar, ia harus melakukan juga vaksinasi gratis 1:3. Artinya, penjualan 1 vaksin berbayar, wajib membantu pelaksanaan vaksin gratis untuk 3 warga.

Menurut dia, kalau ada 5 persen warga yang mampu dan mau membayar vaksinnya, mereka dapat mengurangi beban waktu dan biaya bagi negara. "Penghematan itu bisa dipakai untuk mempercepat dan memperluas vaksinasi gratis untuk rakyat," ujarnya.

Sumantri lantas membandingkan dengan pelaksanaan tes Covid-19. Menurutnya, pelaksanaan tes yang masif juga karena dukungan pihak swasta. "Tidak kebayang jika dulu pelaksanaan tes hanya boleh dilakukan oleh faskes milik pemerintah," kata Sumantri.

Ia mengatakan, negara tidak mungkin berjalan hanya dengan satu mesin. Selain kemampuan infrastruktur negara yang terbatas, pihak swasta atau lembaga swadaya masyarakat kadang juga bisa melakukannya dengan lebih efektif dan efisien. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.