Dark/Light Mode

PPKM Darurat Diyakini Dorong Pertumbuhan Transaksi Digital

Sabtu, 17 Juli 2021 09:05 WIB
Penyekatan dalam rangka PPKM Darurat di Kalimalang, Jakarta Timur. (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)
Penyekatan dalam rangka PPKM Darurat di Kalimalang, Jakarta Timur. (Foto: Dwi Pambudo/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dinilai mampu mendorong pertumbuhan transaksi digital, yang pada akhirnya juga turut mendukung upaya pemulihan ekonomi.

Hal ini disampaikan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Izza Mafruhah.

Diingatkannya, pembatasan kegiatan ini membuat masyarakat harus mengasah kreativitasnya dan mencari cara agar usahanya tidak berhenti.

"Karena kondisi pandemi mengharuskan masyarakat untuk bertahan dan beradaptasi. Salah satunya dengan memanfaatkan telepon genggam seperti menjual usahanya melalui Whatsapp maupun platform digital dan ojek online,” ujar Izza, dalam diskusi online melalui platform Instagram akun @perekonomian.maju bertajuk 'Survivalitas Ekonomi Indonesia di Tengah PPKM Darurat', Jumat (16/7).

Baca juga : PPKM Darurat, Kemenhub Berupaya Tekan Pergerakan Masyarakat

Dia mengatakan, untuk menggerakan perekonomian Indonesia, ada beberapa tahap yang harus dilewati oleh masyarakat. Pertama, tahap rescue. Tahap ini adalah ketika bantuan ekonomi diberikan kepada masyarakat sebagai dampak pandemi.

Kemudian, tahap kedua yaitu stability. Tahap ini adalah ketika masyarakat mampu beraktivitas seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan.

Dan tahap ketiga, adalah recovery, tahap di mana masyarakat mulai berdamai dengan kondisi pandemi dan melakukan segala kegiatan dengan pola kebiasaan baru.

Tahap recovery ini terjadi pada akhir tahun 2020 dan awal tahun 2021, ketika aktivitas ekonomi sudah mulai pulih.

Baca juga : PPKM Darurat Diperpanjang, Pengusaha Pusing

"Tetapi saat ini, kita kembali ke tahap rescue, dengan pembatasan ketat dan lonjakan kasus yang mencapai 56 ribu per hari yang diakibatkan masyarakat sudah mulai bosan dan melonggarkan protokol kesehatan," bebernya.

Namun demikian, Izza menyebutkan, kondisi masyarakat saat ini lebih siap dibandingkan pada awal pandemi. Salah satunya, sektor padat karya, seperti industri batik di Kota Solo masih bisa beroperasi dengan kreativitas yang dimiliki dari awal pandemi, yaitu berbasis online.

"Jadi saya kira, meski sektor tourism seperti hotel, restoran bahkan transportasi terdampak. Namun, sektor e-commerce, delivery, logistik, telemedicine akan mengalami pertumbuhan meski diberlakukan PPKM Darurat. Karena banyak UMKM yang sudah banyak beradaptasi sejak awal pandemi," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 tumbuh 3,7 hingga 4,5 persen.

Baca juga : PPKM Darurat Ganggu Bisnis Angkutan, Organda Tagih Insentif

"3,7 sampai 4,5 persen itu full year 2021, masih skenario ya. Jadi, kami masih monitor juga perkembangan Covid-19 ini, kapan varian Delta bisa tertangani. Tentu, untuk kuartal II ini pemerintah melihat angka 7 persen itu masih bisa dicapai,” kata Airlanggadalam konferensi pers virtual, Senin (5/7). [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.