Dark/Light Mode

Hari Ini, PPKM Level 4 Berakhir

Kasus Aktif Turun, Kematian Meroket

Minggu, 25 Juli 2021 07:40 WIB
Warga menghadiri pemakaman keluarganya di lahan baru tempat pemakaman umum (TPU) khusus Covid-19, Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (23/7/2021). (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)
Warga menghadiri pemakaman keluarganya di lahan baru tempat pemakaman umum (TPU) khusus Covid-19, Jombang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (23/7/2021). (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)

 Sebelumnya 
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, kenaikan angka kematian yang cukup tinggi ini disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya yakni terlambatnya penanganan terhadap pasien di rumah sakit. Pun, karena usia lanjut dan penyakit komorbid yang diderita pasien

Untuk menekannya, Wiku menyebut pemerintah akan terus meningkatkan upaya testing, tracing, treatment (3T), sehingga dapat menangani pasien dengan kasus positif secara dini. Pemerintah juga akan menambah kapasitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan peluang kesembuhan para pasien. “Dengan demikian peluang kesembuhannya tinggi,” bebernya.

Baca juga : Ironi, Kasus Positif Turun, Kematian Tinggi

Sementara, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, pemerintah harus mengkaji lebih mendalam jika mau melonggarkan PPKM. Alasannya kasus Corona masih tinggi meskipun menurun. Begitu juga kasus kematian.

“Kalau nanti, hari ini kondisi seperti ini tidak diperpanjang lagi, rumah sakit penuh,” tegas Ganjar dalam diskusi virtual, kemarin.

Baca juga : Pandu Riono:  Percuma Kasus Harian Turun, Tapi Testing Jeblok

Untuk menentukan apakah PPKM di satu wilayah harus diperpanjang atau tidak, ada beberapa hal yang harus diamati. Misalnya, bagaimana hasil pembatasan mobilitas yang dilakukan, diikuti kepatuhan masyarakatnya dalam menerapkan prokes.

Hal senada dikatakan Epidemiolog Universitas Indonesia, Ede Darmawan. Dia menolak PPKM dilonggarkan. Karena jumlah kasus masih tinggi, sedangkan tracing rendah. “Tidak cocok pelonggaran. Tracing rendah, faskes belum bagus, dan kematian masih tinggi, tertinggi di dunia,” tukas Ede kepada Rakyat Merdeka, semalam.

Baca juga : Malam Ini, NOC Indonesia Berangkatkan 22 Atlet Ke Olimpiade Tokyo

Dia menyarankan, pemerintah mengedepankan keselamatan nyawa manusia. Sebab menahan kasus itu harus ditegakan dari hulu. “Kalau mengarah kepada aktivitas normal atau mengurangi risiko ekonomi, kita mesti siap-siap memperkuat terhindar dari penularan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam laporan riset mingguannya menyatakan situasi penularan Corona di Indonesia sangat tinggi. Sehingga WHO masih menyarankan pembatasan ketat dilakukan untuk membendung tingginya tingkat penularan. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.