Dark/Light Mode

Indonesia Jadi Konsumen Terbesar Di Dunia

Wapres: Masa Produk Halal Saja Kita Impor...

Kamis, 29 Juli 2021 05:15 WIB
Wapres Ma’ruf Amin dalam acara Konferensi Ekonomi, Bisnis dan Keuangan Islam Nusantara di Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara secara virtual, Rabu (28/07/2021). (Foto : BPMI Setpres).
Wapres Ma’ruf Amin dalam acara Konferensi Ekonomi, Bisnis dan Keuangan Islam Nusantara di Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara secara virtual, Rabu (28/07/2021). (Foto : BPMI Setpres).

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyayangkan Indonesia masih harus mengimpor produk makanan halal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di dalam negeri.

“Jangankan sebagai produsen dan menjadi pemain global, untuk memenuhi kebu­tuhan makanan halal domestik saja kita masih harus impor,” kata Ma’ruf di acara Konferensi Ekonomi, Bisnis dan Keuangan Islam Nusantara di Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara secara virtual, kemarin.

Ma’ruf menilai, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbe­sar, Indonesia masih mengimpor belanja produk halal yang men­capai 173 miliar dolar AS, atau 12,6 persen dari pangsa pasar produk makanan halal dunia.

“Indonesia justru menjadi konsumen produk halal terbesar di dunia. Jadi konsumen terbesar dibandingkan dengan negara mayoritas Muslim lainnya,” ungkap Ma’ruf.

Baca juga : Jokowi Optimis, TADEX Bisa Bikin Indonesia Jadi Kekuatan Ekonomi Terbesar Di Asia Tenggara

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini mengatakan, data dari Global Islamic Report Tahun 2019 me­nyebutkan, Brazil yang mayoritas rakyatnya non Muslim, justru memiliki nilai ekspor produk makanan dan minuman halal terbesar di dunia, mencapai 5,5 miliar dolar AS.

Negara dengan minoritas Muslim lain yang mengekspor produk makanan dan minuman halal terbesar kedua di dunia, yakni Australia, dengan nilai ekspor 2,4 miliar dolar AS.

“Dengan fakta tersebut, sudah saatnya Indonesia membangun dan memperkuat industri produk makanan halal. Dengan begitu, Indonesia bisa menjadi produsen halal terbesar di dunia,” kata Ma’ruf.

Karena itu, pemerintah akan terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Termasuk kegiatan usaha syariah skala besar maupun kecil.

Baca juga : Indonesia Berpotensi Jadi Produsen dan Eksportir Produk Halal Terbesar Dunia

Terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, ekspor produk makanan halal Indonesia tercatat cukup tinggi. Meski dia tak memungkiri impor produk makanan halal juga masih tinggi.

“Seharusnya kita sudah men­jadi eksportir produk halal dunia terbesar, karena setiap produk yang kita ekspor pasti halal,” ucapnya.

Menurut Adhi, saat ini halal bukan hanya menjadi keper­cayaan, tetapi lebih pada tren global. Dengan jaminan halal, kualitas dan higienitas makanan menjadi lebih dipercaya, bahkan di negara-negara non Muslim.

Pakar Ekonomi Syariah Insti­tut Pertanian Bogor (IPB) Irfan Syauqi Beik mengatakan, kinerja ekspor makanan halal masih baik selama pandemi Covid-19.

Baca juga : Indonesia Berpotensi Jadi Pasar Kosmetik Terbesar Kelima Di Dunia

Dari Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah (LEKSI) 2020 Bank Indonesia, kinerja ekspor bahan makanan halal Indonesia masih bertahan selama pandemi.

Ekspor makanan halal Indo­nesia pada 2020 tumbuh 38,02 persen. Ekspor bahan makanan halal mencapai nilai 34,16 miliar dolar AS atau naik 14,55 persen dari tahun 2019.

“Tapi, tentu saja yang harus didorong, bagaimana secara kreatif dan inovatif terus mem­produksi value added product ini,” pungkas Irfan. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.