Dark/Light Mode

Menko Polhukam Safari Ke Ormas Keagamaan

Rohaniawan Konghucu: Hadapi Pandemi, Doa Saja Tanpa Kerja Nyata, Sia-sia

Kamis, 29 Juli 2021 18:44 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat dialog virtual dengan Ormas Keagamaan Matakin, PHDI, dan Walubi, Kamis (29/7). (Foto: Ist)
Menko Polhukam Mahfud MD saat dialog virtual dengan Ormas Keagamaan Matakin, PHDI, dan Walubi, Kamis (29/7). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk mempercepat penanganan pandemi Covid-19, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD maraton safari dialog virtual dengan sejumlah organisasi keagamaan.

Setelah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), PP Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), dan Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), hari ini, Mahfud berdialog dengan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin).

Dalam dialog yang digelar secara virtual, Kamis (29/7), Menko Polhukam banyak menangkap kritik dan masukan konstruktif dari ormas tiga agama itu. Harapannya, masukan ormas-ormas keagamaan ini menjadikan pemerintah lebih maksimal dalam penanganan pandemi Covid-19.

Ketua Umum Dewan Rohaniawan Pengurus Pusat Matakin Xs Budi S Tanuwibowo menilai, untuk mengatasi pandemi Covid-19, harus ada upaya kolektif dari semua pihak, termasuk para tokoh lintas agama di Indonesia.

Baca juga : Menko Polhukam: Ada Kelompok Manfaatkan Pandemi Untuk Provokasi

"Ini harus dilakukan serentak. Semua tokoh agama, kami siap dilibatkan. Jangan hanya pembekalan, doa kita lakukan di mana-mana. Tapi doa tanpa kerja nyata, pasti sia-sia," kata Budi dalam dialog virtual, Kamis (29/7).

Ia juga mengingatkan, semua tokoh agama tidak offside di dalam bersikap. Jangan sampai bikin statemen yang salah. Apalagi bukan berasal dari keahliannya. Karena menurutnya, persoalan virus Covid-19 ini adalah domain ilmu pengetahuan kesehatan. Jika bukan ahlinya, justru akan menyesatkan umat dan membuat upaya penanggulangan pandemi terganggu.

"Urusan virus ini menjadi ranahnya ilmu pengetahuan. Kita sebagai pemimpin agama jangan memberikan informasi keliru bahwa dengan doa itu selesai, nyatanya tidak," ingatnya.

Budi berpesan agar pemerintah melalui Menko Polhukam lebih perhatian terhadap penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Jangan sampai ada oknum tertentu yang memanfaatkan situasi sulit ini untuk keuntungan pribadi.

Baca juga : Beri Ketenangan Konsumen Saat Pandemi, AQUA Japan Tambah Masa Garansi

"Soal bansos, kita bersyukur di mana-mana ada donatur baik hati yang menyumbang. Tapi kami mohon Pak Menko agar jangan sampai ada kebocoran. Apalagi Bu Mensos sampai marah-marah ya. Ya karena di dunia ini banyak malaikat, tapi banyak pula setannya yang tega melihat penderitaan rakyat," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Walubi Siti Hartati Murdaya mengajak semua pihak tidak panik dan berpikir positif bahwa wabah ini dapat diatasi. Kuncinya adalah kebersamaan. Dia mencontohkan kondisi di lingkungannya. Banyak yang kena Corona namun pulih karena peran aktif tetangganya yang ikut membantu.

Hartarti juga mengapresiasi kerja keras pemerintah pusat dan seluruh jajaran dan instansi terkait yang telah berupaya menanggulangi pandemi Covid-19. "Semoga semangat ini dilanjutkan dan masyarakat tidak terlalu khawatir, ini pasti ada jalan keluarnya," yakinnya.

Beberapa perwakilan ketiga ormas keagamaan ini juga mengeluhkan banyak hal. Dari mulai stok vaksin Covid-19 yang terbatas, ekonomi masyarakat kecil yang kian melemah, disiplin menggunakan masker yang menurun, hingga komersialisasi kremasi jenazah dari yang biasanya Rp 6 juta menjadi Rp 80 juta.

Baca juga : Milad Ke-108, Muhammadiyah Usung Tema Teguhkan Gerakan Hadapi Pandemi Dan Masalah Negeri

Mahfud MD menyakinkan, pemerintah akan terus mengawasi penyaluran bansos kepada rakyat. Diakuinya, penggunaan anggaran untuk penanggulangan Covid-19 masih belum maksimal. Bahkan sejauh ini mayoritas pemerintah daerah baru 20 persen saja yang digunakan.

"Anggaran Covid-19 sampai akhir Juli ini belum ada yang serap lebih dari 20 persen, jadi baru sedikit sekali. Makanya kita sedang cari bagaimana mengatasi ini," ujarnya.

Selain itu, Mahfud juga menyampaikan terima kasih atas berbagai masukan dan kritikan yang disampaikan oleh Walubi, Matakin, dan PHDI. Ia berjanji akan mengkoordinasikan dengan jajaran menteri terkait, termasuk kepada Presiden Jokowi. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.