Dark/Light Mode

Prof. Tjandra Yoga Aditama

Kasus Kematian Harus Ditekan, Pasien Isoman Kudu Dimonitor Dengan 4 Cara Ini

Sabtu, 31 Juli 2021 13:45 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tingginya jumlah kasus kematian harian, jangan disepelekan.

Kematian bukan hanya angka atau statistik belaka. Dari setiap angka yang terekam dalam 92.311 total kasus kematian per 30 Juli 2021, pastinya ada cerita duka tak terperi.

Karena itu, segala cara mestinya dilakukan untuk membendung lonjakan angka kematian, agar tak terus melambung tinggi.

Salah satunya, dengan meningkatkan kualitas penanganan terhadap pasien isoman.

Baca juga : Perpanjangan Stimulus Kelistrikan, Bantu Ringankan Masyarakat

Terkait hal tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pasien isoman.

Pertama, pasien isoman harus dievaluasi secara rutin, setidaknya 2 kali sehari.

Mulai dari pengecekan suhu dengan menggunakan termometer, pengukuran saturasi oksigen dengan oksimeter, memantau perubahan gejala yang terjadi, dan perubahan pada penyakit komorbid yang ada.

Kedua, harus ada komunikasi dengan petugas kesehatan secara rutin. Sebaiknya, setiap hari.

Baca juga : Panglima TNI Pastikan Obat Covid Untuk Pasien Isoman Tepat Sasaran

"Ini dapat dilakukan dengan menelepon/WA ke rumah sakit atau Puskesmas, atau lewat layanan telemedisin yang disediakan pemerintah. Paling tidak, pasien atau keluarganya harus selalu berkomunikasi dengan dokter atau petugas kesehatan lain yang dikenal," papar Prof. Tjandra kepada RM.id, Sabtu (31/7).

Ketiga, memonitor penyediaan obat, baik obat untuk Covid-19 atau obat untuk penyakit komorbid yang menyertai pasien.

"Penanganan komorbid sangat penting. Kalau komorbid-nya memburuk, kondisi Covid-nya bisa gawat," jelas mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara ini.

Keempat, pasien isoman harus tetap menjaga pola hidup bersih sehat, selalu makan bergizi, melakukan aktivitas fisik, istirahat yang cukup, serta mengelola stres dengan baik.  

Baca juga : Messi: Kegilaan Yang Tidak Bisa Dijelaskan Dengan Kata-kata

Pasien Covid yang gawat dan kritis, tentunya akan dirujuk ke rumah sakit.

Dalam hal ini, ketersediaan ruang isolasi, ICU dengan peralatannya dan obat-obatan pendukung seperti Tocilizumab, immunoglobulin intravena atau antibodi monoklonal juga harus memadai.

"Yang paling utama adalah peran sentral tenaga kesehatan, yang harus mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugasnya. Jam kerja yang wajar, keamanan kerja dengan alat pelindung duri (APD) yang memberi proteksi maksimal, serta pemenuhan hak mereka dalam menjalankan tugas," pungkas mantan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) & Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ini. [FAQ] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.