Dark/Light Mode

Keluar Dari Lubang Krisis

Garuda Diyakini Mampu Nego Dengan 35 Lessor

Kamis, 5 Agustus 2021 05:11 WIB
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto : ANTARA).
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto : ANTARA).

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil melakukan kesepakatan dengan Aercap Ireland Limited, lessor pesawat terbang. Capaian positif ini diharapkan terus dilakukan terhadap lessor lainnya.

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengapresiasi ke­berhasilan manajemen Garuda mencapai kesepakatan restruk­turisasi kontrak dengan Aercap Ireland Limited.

“Upaya positif ini harus terus dilanjutkan. Garuda belum bisa disebut keluar dari krisis (keuangan) karena urusannya baru dengan satu lessor. Kreditornya Garuda kan banyak,” ujar Alvin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia mengingatkan, di tengah pandemi ini tidak hanya mas­kapai yang kesulitan keuangan, tetapi juga para lessor dan kredi­tor. Karena itu, diperlukan kesepakatan antara Garuda dengan 35 lessor lainnya untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi masa sulit ini.

Baca juga : Ketua DPR: Perang Lawan Korupsi Tak Boleh Surut Di Tengah Pandemi

“Saya yakin, mereka (lessor) juga paham kondisi Garuda. Yang dibutuhkan hanya kejelasan dari manajemen (Garuda), apa (solusi) yang ditawarkan dan komitmen penyelesaiannya (kontrak),” katanya.

Alvin melihat, masih banyak jalan diambil Garuda melakukan renegosiasi dan restrukturisasi utang. Dia yakin, sejauh masih ada komitmen dari manajemen untuk menyelesaikannya, ma­salah Garuda bisa diatasi.

Misalnya, masalah restruktur­isasi kontrak sewa pesawat yang selama ini sangat membebani perusahaan.

“Untuk pesawat yang disewa tapi tidak dioperasikan selama pandemi, minta keringanan terkait kewajiban apa saja yang bisa dibebaskan. Atau masa pembayarannya minta tenggang waktu,” saran Alvin.

Baca juga : Ke Kampung Atlet, Beri Dukungan Tim Indonesia

Alvin tak khawatir keputusan manajemen mengembalikan pesawat kepada lessor. Sebab, jumlah pesawat yang diopera­sikan Garuda saat ini sebanyak 41 armada juga telah disesuaikan dengan kebutuhan.

“Dalam kondisi pandemi, mengoperasikan 41 pesawat itu cukup. (Pesawat) Yang dikemba­likan juga yang diparkir (ground­ed). Nanti, kalau pandemi sudah berakhir, bisnis sudah pulih, saya yakin Garuda bisa menyewa lagi,” tutur mantan anggota DPR periode 2004-2009 ini.

Ia pun tak ambil pusing atas kinerja kuartal I Garuda Indone­sia yang mencatatkan rugi bersih hingga Rp 5,5 triliun. Pasalnya, hal tersebut juga dialami banyak maskapai yang terimbas pan­demi Covid-19.

“Ini semua kan karena kondisi pandemi, di luar kemampuan Garuda. Perseroan merugi bu­kan karena kinerjanya buruk. Apalagi, sebelum pandemi juga sudah ada masalah. Jadi, terus upayakan yang terbaik,” katanya menyemangati.

Baca juga : PPKM Darurat, Truk Logistik Harus Dapat Prioritas Tapi Jangan Obesitas

Sebelumnya, Garuda Indone­sia menginformasikan bahwa Aercap Ireland Limited meng­hentikan gugatan pailitnya di Supreme Court di New South Wales, Australia, yang diajukan pada 21 Juni 2021.

Direktur Teknik Garuda Indo­nesia Rahmat Hanafi mengatakan, penghentian gugatan tersebut ditandai dengan penandatanganan kesepakatan Global Side Letter Agreement (Global Site Letter) antara Garuda dan Aercap yang berlangsung pada 28 Juli 2021.

“Kami juga sepakat untuk menerbangkan dan merelokasi sembilan pesawat B737 800NG yang disewa perseroan pada lokasi yang telah disetujui,” demikian dikutip dari keter­bukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (2/8).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.