Dark/Light Mode

Keluar Dari Lubang Krisis

Garuda Diyakini Mampu Nego Dengan 35 Lessor

Kamis, 5 Agustus 2021 05:11 WIB
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto : ANTARA).
Pesawat Garuda Indonesia. (Foto : ANTARA).

 Sebelumnya 
Dengan kesepakatan tersebut, perseroan memastikan selu­ruh aspek kegiatan operasional penerbangan akan tetap berlang­sung dengan normal. Selain itu, tindak lanjut dari kesepakatan dengan Aercap ini juga akan dilaksanakan dengan mengede­pankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Sebab, perseroan tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan ketersediaan layanan penerbangan yang aman dan nyaman.

“Kami ingin tetap memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat dan pengangkutan kargo bagi sektor perekonomian nasional,” katanya.

Masih Rugi

Baca juga : Ketua DPR: Perang Lawan Korupsi Tak Boleh Surut Di Tengah Pandemi

Perusahaan berkode saham GIAA ini juga baru saja meri­lis laporan keuangannya, yakni tercatat masih rugi bersih sebe­sar 384,35 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 5,57 triliun (kurs Rp 14.500 per dolar AS) di Kuartal I-2021.

Angka ini naik dari periode sama tahun sebelumnya yang men­catat rugi bersih 120,16 juta dolar AS, atau setara Rp 1,74 triliun.

Sedangkan pendapatan total mencapai 353,07 juta dolar AS atau setara Rp 5,12 triliun, turun 54 persen dari periode sama ta­hun lalu sebesar 768,12 juta do­lar AS (setara Rp 11,02 triliun).

“Penurunan (pendapatan) karena pendapatan penerbangan berjadwal turun menjadi 278,22 juta dolar AS (setara Rp 3,9 triliun), dari sebelumnya 654,53 juta dolar AS (setara Rp 9,3 triliun),” kata manajemen dalam keterbukaan informasi di BEI, Senin (2/8).

Baca juga : Ke Kampung Atlet, Beri Dukungan Tim Indonesia

Berbeda dengan penerbangan berjadwal, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal, naik menjadi 22,78 juta dolar AS (Rp 327 miliar), dari sebelumnya 5,32 juta dolar AS (Rp 76 miliar).

Sedangkan pendapatan lainnya tercatat turun menjadi 52,06 juta dolar AS (setara Rp 747 miliar), dari sebelumnya 108,28 juta dolar AS (setara Rp 1,5 triliun).

Untuk beban perusahaan, Ga­ruda berhasil memangkas men­jadi 702,18 juta dolar AS (Rp 10 triliun), dari sebelumnya 945,71 juta dolar AS (Rp 13,5 triliun).

Penurunan beban cukup besar terjadi di beban operasional penerbangan menjadi 392,26 juta dolar AS (Rp 5,6 triliun), lalu beban umum dan administrasi jadi 46,26 juta dolar AS (Rp 664 miliar), dan beban bandara 46,07 juta dolar AS (Rp 661 miliar).

Baca juga : PPKM Darurat, Truk Logistik Harus Dapat Prioritas Tapi Jangan Obesitas

“Beban tiket, penjualan dan promosi masih bisa ditekan menjadi 22,93 juta dolar AS (Rp 329 miliar) dan beban pelayanan penumpang menjadi 22,23 juta dolar AS Rp 319 miliar),” tukas manajemen. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.