Dark/Light Mode

Disebut King Of Penjilat

Ngabalin Tak Marah

Senin, 23 Agustus 2021 07:55 WIB
Mural mirip Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. (Foto: Twitter @ferizandra)
Mural mirip Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin. (Foto: Twitter @ferizandra)

 Sebelumnya 
“Memang itu kenyataan, dia sadar kalau dia seorang penjilat, makanya buat dia tak masalah,” cuit @herrikusnadi. “Wajar masyarakat menilai karena sikapnya nggak pernah konsisten dengan ucapanya,” timpal @Brahma9991. “Angin ke barat ikut ke barat. Angin ke timur ikut ke timur,” ledek @Gendewa90.

Akun @InkaiTimo menyoroti alasan Ngabalin yang rela menjilat demi menyelamatkan bangsa. “Menyelamatkan bangsa kok dengan menjilat. Duhh kusut kali antum,” kritiknya. “Maksudnya jadi pahlawan gitu? Yang namanya penjilat itu identik dengan pengkhianat. Dan sejarahnya nggak ada pengkhianat itu jadi pahlawan,” kata @ddraw78.

Namun, ada juga warganet yang memberikan pujian terhadap Ngabalin. “Bapak Ngabalin dibutuhkan agar mulut-mulut ember yang tak tau etika dan tak punya adab macam Rogi Gemblung dan sejenisnya SADAR tak TARUH lagi otaknya didengkul,” ujar @Bambang_Budimab. “Ngabalin orang baik, tegas dan lugas, jaman sekarang adalah karakter yg agak jarang dijumpai, makanya Ngabalin sangat cocok jadi Mendagri atau Menkopolhukam,” kata @wrahardian2. “Sisi positif mr ngabalin. Enggak baperan,” puji @panjitotti.

Baca juga : KPK Tetap Akan Pecat 56 Pegawai Yang Tak Lolos TWK

Sementara itu, pakar hukum tata negara, Refly Harun mengapresiasi jika benar alasan Ngabalin menjilat demi negara. Hanya saja, Refly mengenang sikap Ngabalin di setiap isu yang pernah dilaluinya.

Refly menilai jika negara merekrut Ngabalin dalam pemerintahan dengan tujuan menjadikannya aset, hal itu gagal total. Ia justru mempertanyakan manfaat merekrut Ngabalin dalam pemerintahan sebagai penyelamat negara. Karena bagi Refly, Ngabalin justru cocok menjadi sosok ‘pembuat berita’, dan bisa menggaet fokus banyak orang.

“Makanya saya berpikir ‘apakah Istana untung merekrut Ngabalin?’ dalam konteks ini, dalam konteks dia berkoar-koar menjilat demi menyelamatkan bangsa dan generasi,” sindir Refly.

Baca juga : Jelang Liga 1, Persela Lamongan Andalkan Ivan Carlos

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memandang, Ngabalin sebagai politikus profesional. Sadar akan posisinya sebagai tim sangkur pemerintah. Membuat pernyataan apapun bernada pembelaan. Salah benar pun bukan persoalan, karena selama ini juga tidak ditegur.

Dengan hal tersebut, Dedi justru menganggap Ngabalin berhasil karena tidak reaktif terhadap warganet. Beda halnya jika label itu datang dari kubu oposisi, pasti reaksinya bakal berubah drastis.

Kata Dedi, Ngabalin perlu memahami jika pembelaannya pada pemerintah tidak selalu dianggap benar. Sehingga bisa menjadi bumerang. Yakni mengikis kepercayaan terhadap pemerintah. Pasalnya, reputasi Ngabalin lambat laun hanya sebatas pembela tanpa rasionalitas.

Baca juga : Anies: DKI Nggak Pernah Ngakalin Data Kematian

“Saran kecilnya, Ngabalin harus menjadi jubir pemerintah yang lebih banyak menyampaikan kebenaran, dari prestasi pemerintah, dan mengurangi perdebatan publik dengan statement membabi buta,” usul Dedi. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.