Dark/Light Mode

Angkanya Jauh Di Atas AS

CFR Indonesia Tertinggi Di ASEAN, Mantan Direktur WHO Kasih 7 Catatan Penting

Senin, 23 Agustus 2021 11:41 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kita boleh lega melihat situasi Covid-19 belakangan ini, yang diwarnai oleh menurunnya kasus positif dan kasus aktif. Serta meningkatnya kasus sembuh.

Namun, jika kita menoleh ke kasus kematian, angkanya masih tinggi. Sejak 16 Juli, angkanya masih ajeg di atas angka 1.000. Bahkan pernah melonjak hingga melampaui angka 2.000. 

Dengan total kasus terkonfirmasi 3.979.456, Indonesia kini membukukan 126.372 angka kematian per 22 Agustus 2021.

Baca juga : Sekali Lagi, Mantan Direktur WHO Minta Testing Tracing Jangan Diabaikan

Faktanya, menurut riset Our World in Data, saat ini case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian Indonesia, merupakan yang tertinggi kedua di kawasan Asia Tenggara dengan angka 3,16 persen, setelah Myanmar yang mencatat angka 3,83 persen.

Berikut rincian data CFR di kawasan Asia Tenggara per 22 Agustus 2021, berdasarkan riset Our World in Data:

  1. Myanmar 3,83 persen
  2. Indonesia 3,16 persen
  3. Vietnam 2,24 persen
  4. Kamboja 2,0 persen
  5. Malaysia 0,91 persen
  6. Thailand 0,88 persen
  7. Timor Leste 0,33 persen
  8. Singapura 0,07 persen
  9. Laos 0,09 persen

Amerika yang kini mencatat jumlah kasus terbanyak dengan angka 3.242.510 dan 628.503 angka kematian, hanya mencatat CFR 1,67 persen.

Baca juga : Negeri Alpen Kirim Hibah 13 Ton Peralatan Medis

India yang pernah menjadi hotspot Covid-19 di Asia dan saat ini melaporkan 1.052.333 kasus positif dan 434.367 angka kematian, hanya membukukan CFR 1,34 persen.

Sedangkan Korea Selatan, yang  kini merekam 236.366 kasus positif dan 2.215 kasus meninggal dunia akibat Covid-19, membukukan CFR di angka 0,94 persen.

CFR/tingkat fatalitas kasus kematian adalah angka kematian yang muncul karena penyakit tertentu, dalam periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus dari penyakit tersebut.

Baca juga : Marketplace Asal Thailand Bikin Cabang Di RI

Terkait hal itu, mantan Direktur WHO yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengingatkan 7 hal penting, yang bisa ditarik dari fakta-fakta tersebut.

"Setidaknya, ada 7 penjelasan yang bisa disampaikan dari fakta kasus yang sudah relatif menurun, namun angka kematian tetap tinggi," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Senin (23/8).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.