Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Real Madrid, Athletic Dan Villareal Masih Tempel Barcelona
- Arsenal Tertahan, Liverpool Tunda Pesta Kemenangan
- Mantan Presiden Korsel Moon Jae-in Didakwa Terima Suap Gara-Gara Menantu
- Innalillah! Raminten Meninggal Dunia, Ini Sejarah Dan Sosok Dari Nama Ikonik Itu
- Rosan Luruskan Fakta: LG Tidak Mundur Tapi Diputus, Penggantinya Huayou
Angkanya Jauh Di Atas AS
CFR Indonesia Tertinggi Di ASEAN, Mantan Direktur WHO Kasih 7 Catatan Penting
Senin, 23 Agustus 2021 11:41 WIB

Sebelumnya
Pertama, harus ada analisis yang mendalam tentang kematian. Pola kematian di masyarakat, harus diamati. Apakah penderita Covid-19 yang meninggal dunia sudah ke rumah sakit, apakah ada komorbid atau riwayat penyakit penyerta, apakah sudah berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, dan sebagainya.
"Setelah itu harus dilakukan analisis penyebab kematian di rumah sakit, sesuai standar ICD," ujarnya.
Baca juga : Sekali Lagi, Mantan Direktur WHO Minta Testing Tracing Jangan Diabaikan
Kedua, tingginya angka kematian yang mencapai 3 persen saat ini mencerminkan tingginya jumlah kasus di masyarakat.
Ketiga, nilai positivity rate lebih dari 20 persen atau 4 kali lebih tinggi dari standar WHO menggambarkan masifnya penularan Covid di tengah masyarakat. "Hampir 10 kali lebih tinggi dari India," cetus Prof. Tjandra.
Baca juga : Negeri Alpen Kirim Hibah 13 Ton Peralatan Medis
Keempat, risiko perburukan pada pasien yang menjalani isolasi, baik mandiri atau terpadu, harus diwaspadai. Terutama, bagi pasien yang memiliki riwayat komorbid tidak terkontrol.
Kelima, pada pasien yang dirawat di rumah sakit, kematian dapat terjadi karena kondisinya yang sudah berat saat mendapatkan perawatan. Tidak menutup kemungkinan, ada faktor-faktor lain di rumah sakit, yang juga ikut menentukan.
Baca juga : Marketplace Asal Thailand Bikin Cabang Di RI
Keenam, belum tercapainya target tes 400 ribu sehari dan tracing 15 kontak per kasus positif. "Sehingga, kasus yang ada di masyarakat, tak semuanya terdeteksi. Sulit ditemukan secara dini," tandas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.
Ketujuh, rendahnya cakupan vaksinasi yang masih berada di angka 15 persen. [HES]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya