Dark/Light Mode

Harga Cabe Ambruk

Petani Ngamuk

Minggu, 29 Agustus 2021 07:25 WIB
Petani memanen cabe merah besar jenis godo hasil panenannya di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (26/8/2021). Penurunan harga jual cabe dari sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 39 ribu dalam kurun beberapa bulan terakhir membuat petani merugi. (Foto: Antara/Destyan Sujarwoko)
Petani memanen cabe merah besar jenis godo hasil panenannya di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (26/8/2021). Penurunan harga jual cabe dari sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram menjadi Rp 39 ribu dalam kurun beberapa bulan terakhir membuat petani merugi. (Foto: Antara/Destyan Sujarwoko)

 Sebelumnya 
Di Tasikmalaya, Jawa Barat, petani mengaku mengalami kerugian sampai ratusan juta akibat cuaca buruk selama beberapa pekan terakhir dan harga jual di pasaran anjlok sampai 100 persen. Di waktu normal, harga cabe berada dikisaran Rp 25.000 per kilogram di pasaran. Namun sekarang, harga cabe turun drastis menjadi Rp 12.000 per kilogram sejak penerapan PPKM mulai Juli sampai akhir Agustus 2021.

Memang, berdasarkan Info Pangan Jakarta, harga cabe rata-rata turun. Hanya cabe merah keriting hanya naik Rp 42 menjadi Rp 25.893 per kilogram (kg). Sedangkan cabe merah besar turun Rp 288, menjadi Rp 29.377 per kg. Cabe rawit merah juga turun Rp 297 menjadi Rp 30.978 per kg. Begitu juga cabe rawit hijau per kilonya Rp 26.489 atau turun Rp 170.

Kenapa harga cabe bisa anjlok? Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, penyebabnya panen massal. “Jadi memang kecenderungannya kita amati sejak sebulan terakhir. Karena kami dapat laporan dari jaringan tani,” ujarnya, tadi malam.

Baca juga : HNW Serukan Persatuan Umat Rawat Kemerdekaan

Selain produksinya tengah berlimpah, cabe merupakan komoditas yang mudah rusak. Daya simpannya rendah. Sehingga tak heran jika harganya merosot.

Dwi lantas menjelaskan siklus cabe. Pada Januari-Maret, memang harganya tinggi. April petani mulai tanam lagi, dan panen dalam waktu 75 hari. Hasilnya, dari Juli sampai sekarang, merupakan periode panen.

Kata Dwi, petani menghindari menanam cabe di musim penghujan. Karena mudah rusak, dan terserang penyakit. Alasan ini yang menyebabkan petani berusaha memanen di musimg kemarau, seperti sekarang.

Baca juga : Jelang Akhir Pekan Rupiah Naik Tipis

Anggota Komisi IV DPR RI Slamet mengatakan, harga cabe yang anjlok di pasaran menjadi bukti ada masalah yang seharusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah. “Pemerintah harus hadir melindungi petani. Jangan hanya berpikir impor terus, sementara nasib petani kita semakin sengsara,” kritiknya.

Sementara itu, menyikapi anjloknya harga cabe, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo membuat kebijakan baru. Dia meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) memborong cabe dari petani.

Menurut Ganjar, tindakan cepat dibutuhkan untuk membantu para petani agar tidak merugi. “Hari ini kita semua harus membantu petani, karena harga cabe sedang anjlok. Saya minta kawan-kawan ASN beli cabe dari petani ramai-ramai, untuk membantu mereka,” ujar Ganjar.

Baca juga : Pria Nekat Masuk Kandang Demi Ngejek Jaguar

Aksi mengerahkan ASN membeli produk pertanian saat harga anjlok, kata Ganjar, sudah sering dilakukan di Jawa Tengah. ASN di Jateng, kata dia, sudah terbiasa dengan hal itu. Meski begitu, Ganjar mengatakan harus ada tindakan jangka panjang agar kejadian serupa tak berlarut. Dia meminta semua pihak termasuk Bank Indonesia membantu. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.