Dark/Light Mode

Hadapi Bencana Hidrometeorologi

BPBD Sulsel Siapkan Posko Siaga Darurat

Minggu, 19 September 2021 15:06 WIB
Banjir yang melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (12/9). (Foto: BPBD Luwu Utara)
Banjir yang melanda Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (12/9). (Foto: BPBD Luwu Utara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bencana hidrometeorologi tidak bisa dihindari. Tapi bisa disiasati dengan mengedepankan mitigasi. Karena itu, di Provinsi Sulawesi Selatan, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi sejak awal berkoordinasi dengan BPBD 24 kabupaten/kota yang ada.

Kepala Seksi Kebencanaan BPBD Sulsel, Andi Wahid menjelaskan, terlebih pada September ini yang memasuki masa pancaroba, yang seharusnya kemarau, tapi hujan masih terjadi, bahkan dengan intensitas yang tinggi. "Tapi kami dari BPBD, sudah bersiap sejak dini, dengan membentuk posko siaga darurat di semua kabupaten/kota, termasuk pengadaan buffer stock logistik ke kabupaten/kota yang rawan bencana. Itu sudah kami distribusikan sejak 6 September lalu," ungkap Wahid, Minggu (19/9).

Selain itu kata Wahid, pemerintah dalam hal ini BPBD hanya bisa meminimalisasi korban yang bisa dilakukan, lantaran kondisi cuaca memang yang sekarang tidak menentu. "Lihat Kabupaten Wajo, ada 48 desa/kelurahan dari enam Kecamatan di sana terendam banjir dengan ketinggian antara 50-280 cm.

Baca juga : Hadapi Musim Tanam, Mentan Cek Ketersediaan Pupuk Di Kaltim

"Akibatnya, 10.650 rumah yag dihuni 12.760 KK di daerah tersebut terdampak," katanya.

Banjir juga merusak fasilitas umum seperti Tempat Pelelangan Ikan Kecamatan Keera, jembatan penghubung Desa Temmabarang dan Padaelo rusak. Dan itu sudah terjadi hampir dua bulan. Belum lagi air surut puting beliung juga menerjang.

"Jadi memang kadang tidak terprediksi, jadi kita siap siaga terus," lanjut Wahid.

Baca juga : Hadapi Tantangan Hingga Akhir Tahun, Bos BRI Siapkan Dua Strategi

Dari data BPBD Sulsel, sejumlah daerah memang disebut siaga bencana, seperti banjir itu diprediksi terjadi di Wajo, Makasaar, Pinrang dan Soppeng. Lalu longsor itu di Tana Toraja, Toraja Utara dan Enrekang.

Kemudian angin puting beliung di Sidrap, Bone dan Pangkep. Sementara itu, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Sulsel atau lebih dikenal dengan Basarnas Makassar, Djunaidi menyebutkan jika terdapat 42 titik rawan bencana dan kecelakaan di Sulawesi Selatan, yang memang punya pulau sebanyak 504.

Dari 42 titik rawan bencana dan kecelakaan di Sulsel itu, terdiri dari enam titik kecelakaan penerbangan/udara, tujuh titik kecelakaan pelayaran/laut, bencana gempa delapan titik, angin kencang delapan titik, longsor delapan titik, banjir lima titik dan tsunami dua titik. [EFI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.