Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
Kerja Sama Biotis, JBIO & Anhui Zhifei Loncom
Vaksin Zifivax Bakal Diproduksi Di Indonesia Awal November
Senin, 11 Oktober 2021 22:04 WIB
Sebelumnya
Pentingnya Kolaborasi
Pada kesempatan terpisah, Komisaris Utama PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia, Dr. Ir. Osbal Rumahorbo mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia telah menyadarkan semua komponen bangsa untuk mengerahkan energi terbaiknya. Selain itu, dituntut kreatif berkolaborasi dengan negara lain yang sudah lebih dahulu maju di sektor farmasi.
"Kita harus berani jujur untuk mengakui bahwa kita sangat tertinggal dari negara-negara besar lainnya seperti China dan India. Kolaborasi dengan perusahaan di negara lain dimaksudkan untuk menjawab kelangkaan kebutuhan vaksin Covid 19 di dunia dan mendorong transfer teknologi (transtech) di bidang farmasi," ujarnya.
Baca juga : Mantap, Awal Tahun Depan, Vaksin Merah Putih Sudah Bisa Diproduksi Massal
Dia berharap, dengan transtech, Indonesia segera memiliki kemampuan yang sejajar dengan negara lain dalam hal upstream, formulasi, dan downstream. Keterlibatan perusahaan swasta harus terus didorong untuk berani masuk ke dalam industri farmasi ini.
Apalagi jika disinergikan dengan Perguruan Tinggi di Indonesia. Banyak hasil penelitian dari para peneliti kita di Perguruan Tinggi yang bagus namun hanya sedikit yang berhasil dihilirisasi, karena terbatasnya investor dalam negeri yang masuk kesektor yang industri yang kategori high risk dan long invesment.
Apresiasi juga ditujukan kepada Pemerintah Indonesia melalui Badan POM RI yang telah mendukung sektor swasta untuk terlibat dalam pengembangan vaksin di Indonesia. Banyak relaksasi kebijakan yang dilakukan oleh Badan POM. Adanya kemudahan dalam perijinan yang disertai dengan pendampingan ke industri sehingga kualitas produksi tetap terjaga sesuai protokol dan validasi.
Baca juga : Wakaftunai.id Hadirkan Kemudahan Berwakaf
Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan industri farmasi ke depan bukan lagi hanya tanggung jawab pemerintah dan BUMN, tetapi juga sektor swasta. Jika semua sektor didorong dan mau terlibat, harapannya negeri ini dapat segera merdeka dan mengurangi ketergantungan kepada impor obat-obatan dan vaksin dari negara-negara lainnya.
Dengan kata lain, lanjutnya, apabila banyak obat-obatan yang diproduksi di Indonesia dan oleh anak-anak Indonesia, selain menghemat devisa negara juga akan membuka kesempatan kerja baru serta dapat meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri.
"Inilah salah satu alasan yang kuat mengapa PT. Biotis berani masuk ke dalam industri ini. Termasuk bersedia bekerjasama dengan UNAIR dalam investasi mesin-mesin produksi vaksin Covid-19 platform inactivated virus Merah Putih. Harapannya karya besar ini bisa berhasil dan menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia karena dikerjakan oleh anak-anak bangsa dimulai dari research, formulasi, upstream dan downstream serta dipersembahkan untuk masyarakat Indonesia," pungkas Osbal. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya