Dark/Light Mode

Long Covid Punya Aspek Ekonomi, Mantan Direktur WHO Ingatkan Pentingnya Mekanisme Keuangan

Senin, 18 Oktober 2021 12:13 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Selain itu, gejala dan keluhan dapat juga berupa gangguan saluran cerna - baik diare maupun konstipasi -  dan acid reflux. Bisa juga sakit kepala, gangguan memori, nyeri sendi, nyeri otot, neuralgia, bentuk alergi baru,  gangguan tidur, berdebar debar dan juga telinga berdenging atau gangguan pendengaran lainnya.

Gejalanya bisa bersifat baru muncul, atau langsung muncul sesudah pulih dari keadaan akut serangan Covid-19. Dapat pula menetap sejak awal sakit Covid-19, sampai beberapa bulan kemudian.

"Gejala dan keluhan dapat berfluktuasi berat ringannya. Bisa juga hilang sementara, lalu datang lagi. Seperti kambuh," kata Prof. Tjandra.

Baca juga : Bamsoet Ingatkan Pentingnya Tingkatkan Sektor Pertanian

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini mengungkap, ada 4 manfaat utama dari definisi WHO terbaru itu. Pertama, pengertian Long Covid menjadi lebih jelas. Kedua, definisi yang lebih klir, akan membuat penanganan klinik menjadi lebih jelas.

Ketiga, mengingat Long Covid juga punya aspek ekonomi, maka muncul pertanyaan. Apakah keluhan-keluhan yang ada dapat ditanggung asuransi, ataukah bisa menjadi alasan untuk gangguan pekerjaan yang akan dialami pasien?

Keempat, dengan kemungkinan perkembangan ilmu dan pemahaman di masa datang, definisi tentang Long Covid bisa saja diperbarui lagi.

Baca juga : Dokter Ingatkan Pentingnya Vitamin D Bagi Kesehatan Tubuh

"Untuk implementasi di negara kita, saya usul 3 hal. Pertama, rumah sakit dan mungkin juga Puskesmas, diimbau menyediakan Klinik Pasca Covid-19, yang sekarang nampaknya sudah dimulai di beberapa rumah sakit. Pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 dan masih mengalami berbagai keluhan,  dapat dilayani dengan baik di klinik Pasca Covid ini," papar Prof. Tjandra.

Kedua, kita perlu melakukan berbagai penelitian tentang pasca Covid, baik yang bersifat penelitian ilmiah dasar (basic science) dalam aspek biomolekuler dan penelitian klinik terapan. Termasuk, menemukan cara penanganan dan pengobatan terbaik.

"Ketiga, dari kacamata ekonomi kesehatan, harus ada mekanisme keuangan. Agar pasien pasca Covid dapat terus mendapat penanganan medik dengan baik, tanpa harus terbebani biaya yang tidak dapat dia tanggung. Sesuai prinsip Universal Health Care (UHC) yang dianut dunia," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.