Dark/Light Mode

Semangat Merdeka Covid-19

Mantan Direktur WHO Ingatkan Soal Target 400 Ribu Testing, Tracing 15 Orang, dan Vaksinasi 2 Juta Sehari

Minggu, 29 Agustus 2021 10:10 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama memberikan sedikit wejangan di penghujung Agustus, yang merupakan bulan peringatan Kemerdekaan.

Menurutnya, ada 5 semangat memperjuangkan kemerdekaan 1945 yang dapat diterapkan dalam situasi menangani Covid-19 sekarang ini.

Pertama, kemerdekaan dapat kita rebut pada tahun 1945 karena perjuangan seluruh komponen bangsa.

"Sejalan dengan itu, sekarang semua kita tentu harus terus meningkatkan kesadaran bahwa pandemi ini adalah masalah kita bersama, dan hanya dapat diselesaikan dengan upaya bersama pula," kata Prof. Tjandra dalam keterangannya, Minggu (29/8).

Ia menambahkan, komunikasi publik yang dibangun juga mungkin akan lebih baik, kalau dilakukan di luar konteks pemerintah dan masyarakat. Komunikasi publik harus merupakan kegiatan bersama, informasi bersama, dengan pesan tanggung jawab bersama.

Baca juga : IDI: Kematian Covid-19 Masih Tinggi, Testing Dan Tracing Belum Standar

Kedua, soal kegigihan. Pendahulu kita amat gagah perkasa, tidak berhenti berjuang merebut kemerdekaan, meski tantangan waktu itu amatlah besar.

Faktanya, pandemi Covid-19 saat ini juga merupakan masalah amat besar yang dapat dilihat dari berbagai sisi. Tak hanya diagnosis dengan PCR dan rapid antigen yang masih terbatas, tetapi obat yang dapat membunuh virusnya juga belum ada. Vaksin yang tersedia pun belum 100 persen dapat mencegah penyakit.

Berkembangnya berbagai varian baru, diyakini tidak hanya berhenti sampai di varian Delta.

“Emergency Committee Covid-19 WHO sudah menyatakan tentang kemungkinan adanya varian baru lagi di waktu mendatang, yang mungkin saja lebih berbahaya dan sulit dikendalikan," papar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

Singkat kata, pandemi ini benar-benar memporak porandakan berbagai sisi kehidupan. Praktis tidak ada yang luput.

Baca juga : Menko Airlangga Minta Fokus Tingkatkan 3T, Vaksinasi, Dan Isoter

Dalam situasi ini, kegigihan amat diperlukan. Baik dalam hal kerja keras, tidak kenal menyerah, dan kemampuan untuk terus konsisten bekerja dalam tekanan untuk waktu yang panjang. Karena kita belum tahu, kapan pandemi akan berakhir.  

Ketiga, soal senjata yang digunakan. Kalau pejuang dulu antara lain menggunakan bambu runcing, kini kita menggunakan senjata utama kita, yaitu ilmu pengetahuan.

Modal ilmu pengetahuan inilah yang jadi acuan kita dalam menyelesaikan Covid-19.

"Data yang valid, surveilans yang baik, keterbukaan informasi, serta pengolahan berdasar ilmiah yang akurat menjadi amat penting. Keputusan dan kebijakan yang diambil tentu harus berdasar ilmu pengetathuan yang valid, evidence-based decision making process," papar Prof. Tjandra.

Keempat, pentingnya hubungan internasional. Pada masa awal proklamasi kemerdekaan, Indonesia langsung berhubungan dengan negara-negara lain di dunia, menjalin kerjasama internasional dan bergabung menjadi anggota badan dunia seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan World Health Organization (WHO).

Baca juga : Sekali Lagi, Mantan Direktur WHO Minta Testing Tracing Jangan Diabaikan

Pandemi adalah wabah yang mendunia. Pandemi tidak akan dapat diselesaikan oleh satu atau beberapa negara saja, no one is safe until everyone is safe.

"Karena itu, perjuangan penting keempat kita adalah berperan amat aktif dalam dunia internasional, dan kerja sama antar bangsa untuk menanggulangi pandemi," terang Prof. Tjandra.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.