Dark/Light Mode

Bikin Rilis Soal SBY Sering Rapat

JK Komentari Hasto

Sabtu, 30 Oktober 2021 08:30 WIB
Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK). (Foto: Istimewa)
Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Menurut Hasto, JK adalah sosok politisi yang kaya pengalaman dan berpandangan luas. Hasto bercerita, pernah satu kesempatan secara khusus ditugaskan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk menemui JK dan berbicara banyak hal. Termasuk menyampaikan pesan Mega sebelum mengambil keputusan untuk mencalonkan JK sebagai Cawapres mendampingi Jokowi di 2014.

"Pertemuan dengan Pak JK di kediaman beliau. Diskusi cukup serius dan diakhiri dengan makan malam. Dari berbagai cerita Pak JK saat itu, yang mohon maaf bersifat off the record, saya sangat memahami pernyataan Pak JK tersebut," kata Hasto, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Zaskia Gotik, Suami Sering Ke Rumah Mantan Istri

Sementara itu, merespons polemik saling serang antara pendukung Jokowi dan SBY, ekonom Didik Junaidi Rachbini menyarankan agar politisi tidak main asal klaim soal prestasi. "Jangan mengada-ada. Biarkan yang meneliti itu posisi akademisi saja," saran Didik, saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Ia lalu memaparkan plus minus era SBY dan Jokowi. Era SBY misalnya. Nilai ekspor Indonesia ketika itu lebih unggul daripada saat ini. Melampaui 200 miliar dolar AS. Sementara, di era Jokowi hanya di kisaran 140-150 miliar dolar AS.

Baca juga : Rakyat Maunya Tetap Gratis

"Kalau penurunan kemiskinan dianggap paling rendah sepanjang masa (di era Jokowi), itu benar. Tapi lebih cepat (penurunan kemiskinan) di zaman SBY," jelas Rektor Universitas Paramadina itu.

Guru besar bidang ekonomi dan studi pembangunan ini juga menyoroti soal inefesiensi logistik di era Jokowi. Namun, Didik juga mengakui jika pembangunan infrastruktur seperti jalan, tol, gedung dan jembatan sekarang lebih banyak.

Baca juga : BI Rilis PBI Standar Nasional Sistem Pembayaran, Ini Kemudahan Bagi Nasabah

"Masih banyak lagi indikator-indikator lain, tapi yang penting bukan itu. Jangan mengada-ada dan jangan merasa pemerintah (yang dijagokan) yang lebih hebat," pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.