Dark/Light Mode

Saiful Mujani Utak-Atik Pilpres

2024, Mungkin Bisa 3 Pasang

Selasa, 9 November 2021 07:50 WIB
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani. (Foto: Istimewa)
Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Bila ini yang terjadi, maka capresnya mungkin Prabowo (Gerindra/…) vs Ganjar (Golkar, PKB) vs Anies (PKS, Nasdem, Demokrat): Prabowo…vs Ganjar-Airlangga (Khofifah) vs Anies-AHY (Ridwan) dalam keadaan demikian, mungkin saja Prabowo tidak dapat menarik partai lain untuk bergabung. Ia gak bisa nyalon.

Bila Prabowo tidak jadi nyalon karena partai-partai lain tak ada yang mau mencalonkan, dan Gerindra tak bisa sendirian, maka calon-calon presiden 2024 diisi oleh anak-anak bangsa yang semuanya dari generasi baru. Regenerasi politik terjadi secara alamiah dan politik.

Bila Prabowo tak bisa nomor 1, mungkin nomor 2 juga diterima. Berpasangan dengan Ganjar, Anies, AHY, Ridwan, atau Khofifah. Atau mempersilakan kader Gerindra yang lain untuk maju. Sandiaga adalah kader paling kompetitif di antara kader Gerindra setelah Prabowo.

Baca juga : Mulai Hari Ini, Anak Di Bawah 12 Tahun Bisa Wisata Ke Ancol

Sandi punya peluang untuk nomor 1 atapun nomor 2. Dia mungkin lebih flexible. Nasdem dan Demokrat pun, kemungkinan menerima untuk nomor 1 ataupun nomor 2.

Begitulah kultwit Saiful Mujani soal Pilpres 2024. Hingga tadi malam, kultwit Saiful Mujani ini sudah di-retweet 769 kali dan mendapat 2.674 suka.

Di dunia nyata, utak-atik Saiful Mujani ini mendapat respon dari elite parpol.

Baca juga : Banteng, Tunjukkan Mana Tandukmu

Politisi PKB, Luqman Hakim menilai selama UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu tidak mengalami perubahan, maka persyaratan pencalonan presiden/wakil presiden pada pemilu 2024, masih memakai ambang batas atau presiden threshold 20 persen jumlah kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional hasil pemilu 2019.

Hitungan di atas kertas, sebut Luqman, maksimal akan muncul 4 pasang capres dan cawapres pada Pilpres 2024. Dengan ketentuan presidential threshold yang tidak berubah. Soal berapa pastinya paslon capres dan cawapres yang riil akan bertarung, sangat tergantung dari berbagai faktor. Terutama bagaimana upaya-upaya pembentukan koalisi yang dilakukan oleh partai-partai.

Sementara Golkar, tak mau ambil pusing apakah 2 atau 3 pasang calon yang akan muncul. Yang penting memenuhi persyaratan UU Pilpres. “Jika calon hanya 2, artinya hanya satu putaran. Lebih efisien dari waktu dan anggaran,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurul Arifin.

Baca juga : Menag Ajak Ustadz Ponpes Gaungkan Moderasi Beragama

Jika memang ada lebih dari 2 calon dan memenuhi persyaratan presidential threshold, kata Nurul, kenapa tidak. “Berapapun pasangan calon, tidak ada masalah bagi kami,” tegas Nurul. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.