Dark/Light Mode

Minta KPK Kasih Tahu Sebelum OTT

Bupati Banyumas Diolok-olok

Selasa, 16 November 2021 07:50 WIB
Bupati Banyumas, Achmad Husein. (Foto: Istimewa)
Bupati Banyumas, Achmad Husein. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada-ada saja kelakuan Bupati Banyumas, Achmad Husein menyikapi operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK. Dalam video yang viral di media sosial, Achmad minta kepada lembaga yang dipimpin Firli agar kasih tahu sebelum OTT. Permintaan Bupati Banyumas ini langsung menjadi olok-olok warga dunia maya.

Video tersebut viral setelah diposting akun @lambeturah_official di Instagram, Minggu (14/11) lalu. Dalam video berdurasi 24 detik itu, tampak sang Bupati sedang berpidato dalam sebuah pertemuan dengan Ketua KPK Firli Bahuri di Semarang, Jawa Tengah.

Kepada KPK, ia mengatakan semua kepala daerah takut di-OTT. Karena itu, Bupati Achmad meminta jika ada kepala daerah yang melakukan kesalahan agar dipanggil terlebih dahulu.

Baca juga : Minta Komitmen Sebelum Di-OTT

“Kami para kepala daerah, kami semua takut dan tidak mau di-OTT. Maka kami mohon kepada KPK sebelum OTT, mohon kalau ditemukan kesalahan, sebelum OTT kami dipanggil terlebih dahulu,” ucap Achmad.

“Kalau ternyata dia itu mau berubah, ya sudah lepas gitu. Tapi kalau kemudian tidak mau berubah, baru ditangkap, Pak,” sambungnya.

Dalam waktu singkat, video itu langsung viral. Berbagai kecaman dan olok-olok disampaikan warga dunia maya terhadap sang bupati. Kata kunci “Bupati Banyumas” bahkan sempat masuk trending topic di Twitter.

Baca juga : Didalami KPK, Cara Pengusaha Rayu Bupati Banjarnegara Buat Dapat Proyek

Besoknya, Achmad membuat klarifikasi terkait ucapannya yang viral itu. Lewat akun Instagramnya @ir_achmadhusein, ia mengatakan potongan pernyataan di video itu tidak lengkap. Ia juga meminta agar dirinya tak buru-buru divonis berdasarkan video itu.

“Sebetulnya ada enam poin yang saya sampaikan, salah satunya tentang OTT,” ungkapnya.

Menurutnya, OTT bisa menghilangkan kepada daerah yang punya potensi untuk memajukan daerahnya. “Belum tentu dengan di-OTT daerah tersebut keadaan akan menjadi lebih baik. Serta yang di-OTT bisa jadi baru pertama kali berbuat dan bisa jadi tidak tahu karena sering di masa lalu kebijakan tersebut aman-aman saja,sehingga diteruskan,” lanjut dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.