Dark/Light Mode
Sebelumnya
Mereka pun tak punya organisasi atau komunitas. Oleh kaumnya, Winie dipercaya ketua. Mereka kompak. Kadang bikin acara pengajian. Pemberitahuannya lewat telepon atau wa. Pasti datang.
Tak ingin ‘terisolasi’, Mereka pun minta perlindungan. Winie ngebet ingin ketemu caleg. Diyakini, caleg ini bisa memperjuangan hak mereka. ‘Ketertarikan’ bertemu caleg berawal ketika Winie melihat baliho besar di pajang tak jauh dari kontrakannya. Baliho itu mejeng di depan rumah timses. Lewat timses, akhirnya Winie bisa ketemu caleg.
Di hadapan caleg, Winie curhat. Mereka ingin diperhatian. Mereka siap ikut kampanye meneriakkan yel-yel. Diharapkan, caleg bisa dukung mereka jika terpilih. Misalnya, ikut fasilitasi Winie Cs gelar kontes kecantikan di kampung.
Kurang lebih satu jam dia menumpahkan unek-enek. Tapi, keinginan tak kesampaian. Winie salah sasaran. Rupanya, caleg dituju dari partai Islam. Dengan halus, caleg ini kasih masukan agar Winie mencari caleg lain yang mendukung mereka.
Baca juga : Biaya Politik Makin Tinggi
Tapi, bagaimana pun, kaum waria punya hak sama, memilih dan dipilih , seperti warga Indonesia lain. Kaum waria harus dapatkan pendidikan politik, sosialisasi soal pemilu. Jangan sampai hak suara mereka tidak tersalurkan di Pemilu 2019.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.