Dark/Light Mode

Uji Adrenalin di Jembatan Gantung

Jumat, 27 September 2019 06:41 WIB
Ngopi - Uji Adrenalin di Jembatan Gantung
Catatan :
DEDE HERMAWAN

RM.id  Rakyat Merdeka - "Buanglah sampah pada tempatnya sebelum anda dibuang bersama tempatnya". Spanduk seruan itu seakan menjadi penyambut bagi para pengunjung di kawasan wisata Situ Gunung di Taman Nasional Gede Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat.

Hampir setiap pengunjung yang datang pasti membacanya. Apalagi, tulisan dalam spanduk berukuran 1x1 meter itu posisinya tanpa terhalang apapun, sehingga mudah dilihat dan dibaca.

Seruan itu bukan asal seruan. Ternyata, untuk mendukung seruan itu, pihak pengelola sudah menyiapkan tong sampah disepanjang jalan. Jarak antara tong sampah dengan tong sampah lain sekitar 20 meter.

Jadi, pengunjung yang mau buang sampah sembarangan harus pikir-pikir dan menghentikan niatnya. Itulah yang membuat keasrian Gunung Gede Pangrango tetap hijau dan bersih.

Baca juga : Gibran Jadi Politikus Banteng

Tujuan saya bersama teman-teman ke Situ Gunung ingin men coba jembatan gantung atau Suspension Bridge yang sedang viral.

Sejak diresmikan Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan pada 9 Maret 2019, lokasi ini menjadi tempat favorit untuk selfie atau swafoto.

Maka tidak heran, pengunjungnya terus bertambah terutama di hari libur. Kalau China punya jembatan kaca Hongyagu, Rusia punya Sochi Skybride dan Korea Selatan punya jembatan Banpo. Maka Indonesia boleh bangga punya jembatan gantung Sukabumi.

Tiket masuknya relatif murah yaitu Rp 50 ribu per orang. Jembatan gantung ini pas buat yang suka tantangan dan uji adrenalin. Jembatan yang memiliki panjang 250 meter dan tinggi mencapai 150 meter menjadi sensasi tersendiri.

Baca juga : Arsenal Vs Aston Villa, Ogah Anggap Enteng

Ditambah, berlantai kayu dengan jaring baja sebagai pembatas kiri dan kanan. Yang lebih menyeramkan, pada saat berjalan jembatan akan goyang akibat langkah kaki kita.

Ditambah lagi, kalau pas angin kencang dan membludaknya pengunjung. Tes adrenalin pun saya lakukan bersama teman-teman wartawan saat berkunjung ke lokasi.

Dari sepu uh wartawan yang ikut, empat wartawan tidak berani melintas. Baru melangkah lima meter, mereka memutuskan tidak melanjutkan.

“Saya mau nunggu di pintu masuk aja. Yang penting sudah foto-foto,” ujar Fitrianto alias Fetruk. Berbeda dengan Fetruk. Daryadi mengaku tidak ikut menyebrang lantaran suka pusing akibat goyang. “Saya nggak ikutan, suka pusing,” ujarnya.

Baca juga : Eksportir Tertarik Kembangkan Beras Ketan Hitam Bandung

Sedangkan, Bernandus Wijaya dan Bilal Ramadhan lebih memilih pulang dengan alasan ngantuk. Rupanya sampai sekarang, tes adrenalin itu menjadi bahan ledek-ledekan atau bullying.

Padahal dari segi keamanan, pengunjung tidak perlu khawatir. Jembatan ditopang delapan bentang sling baja utama terdiri dua sling baja di bagian atas dan enam di bawah. Bahkan, mampu menahan beban sampai 70 ton.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.