Dark/Light Mode

Dikerjain E-Commerce Nakal

Jumat, 25 Oktober 2019 06:10 WIB
Ngopi - Dikerjain E-Commerce Nakal
Catatan :
BARATA KRISNA

RM.id  Rakyat Merdeka - Jual beli dengan model E-commerce sudah jadi trend belakangan ini. Keberadaannya secara umum diharapkan membuat proses jual beli dapat berlangsung dengan mudah dan cepat.

Namun, tidak selamanya kita mampu mendapatkan manfaat yang diharapkan. Buktinya, saya mendapatkan pengalaman pahit saat membeli barang dari sebuah E-commerce.

Semula, saya ingin membeli sebuah mainan untuk koleksi keponakan saya. Barang ini memang tergolong langka bila dibeli di toko. Dulu sempat ada di minimarket, tapi dalam beberapa bulan terakhir sudah tidak tersedia.

Mengingat keponakan saya ini masih di bawah umur, terpaksa dia meminta bantuan dari saya untuk membelikannya di E-commerce. Sebab, pembelian E-commerce kan menggunakan transfer bank.

Tentu untuk membuka rekeningnya diperlukan KTP yang baru dimiliki seseorang setelah berusia 17 tahun. Saya pun segera memesan pada salah satu E-commerce yang cukup terkenal.

Baca juga : Pertamina Go Global

Salah satu sellernya kebetulan menjual barang tersebut. Si penjual menjanjikan, barang tersebut akan sampai ke alamat saya dalam tempo 4 hari.

Tapi, tunggu punya tunggu bahkan sampai 12 hari ternyata barang-barang itu tidak sampai. WA saya bahkan tidak kunjung dijawab. Saya kemudian memutuskan untuk membatalkannya. Sekaligus juga meminta uang saya dikembalikan.

Ternyata E-Commerce tersebut bukannya mengembalikan, malah mengoperkan uang saya ke salah satu ke pay sistemnya. Untuk mendapat akun ke pay sistem, saya harus mengaktifkan aplikasi E-Commerce tersebut.

Itupun saya harus mengaktifkan pay sitemnyanya dengan melakukan verifikasi yang lumayan ribet. Mulai dari memfoto KTP, memfoto saya sedang memegang KTP tersebut, kemudian mencantumkan nomor rekening BCA saya. Saya pun meminta rekan saya, sebut saja Kawe, untuk memotret saya.

Kawe pun mengaku kaget setelah mendengar saya cerita membeli barang di E-Commerce tersebut. Katanya, E-Commerce tersebut memang cacat popularitasnya karena banyak kasus. “Iya Bang, E-commerce ini memang bermasalah, pengurusnya dan penjualnya bikin orang kecewa. Kalau saya sih mending ke B........k, atau ke T.......a, saja.

Baca juga : DPR: Kinerja Amran Terbaik

Di sana penjual diultimatum, kalau tidak menjawab dalam tempo dua hari pembelian dicancel dan uang kita langsung dikembalikan” ujar Kawe.

Proses pengembaliannya pun tidak gampang. E-Commerce sempat tidak memproses pengembalian dana saya karena kata saat saya memesan, saya sudah memakai akun lain dan KTP saya sudah terpakai di sana. Padahal aplikasinya sudah saya pasang. Saya disarankan untuk membuat akun baru. Sedang aturannya 1 KTP hanya untuk 1 akun.

Saya pun menonaktifkan akun saya yang lama dan memasukkan akun baru. Yang lebih aneh lagi, pihak customer servicenya mengatakan : “Kak, tolong pakai KTP yang lain untuk membuat pay sistemnya yang baru, agar dana dapat dikembalikan.” 

Di sini saya heran, karena KTP kan hanya dibuat 1 kali seumur hidup. Kelurahan dan Dukcapil tidak akan mengeluarkan KTP baru hanya untuk mengaktifkan aplikasi E-Commerce.

Setelah melalui 12 kali chat dengan Customer Service, saya pun dengan gusar mengetik : Anda ingin mengambil uang saya ya!”. “Oke kak, sabar ya, dalam 15 menit dana akan diberikan ke pay sistem,” balas customer.

Baca juga : Brasil Juara Copa America

Begitu uang dikembalikan, keponakan saya meminta agar saya membelikannya barang lain saja, gesper. Jumlahnya sesuai dengan pembelian dan ongkos kirimnya. Jadi biayanya impas.

Akhirnya saldo saya kembali jadi nol dan saya pun menonaktifkan aplikasi E-Commerce tersebut. Kapok deh.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.