Dark/Light Mode

Fobia Ular

Jumat, 7 Februari 2020 03:02 WIB
Ngopi - Fobia Ular
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Sudah hampir enam tahun saya tinggal di kampung Nanggela, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Tahir Halang, Bogor, Jawa Barat. Namanya di kampung, segala jenis hewan masih ada. Termasuk ular.

Jangankan di kampung, kadang di kompleks perumahan besar pun masih ada cerita ular yang berkeliaran. Cerita soal ular semakin santer terdengar memasuki akhir 2019. Katanya, waktu itu, ular lagi banyak-banyaknya karena masa produksi. 

Musim hujan pun jadi waktu yang tepat buat ular menampakan diri. Bahkan, ular sempat jadi seleb dadakan di beberapa berita banjir karena berhasil di tangkap masyarakat.

Baca juga : Bisnis Kerajinan Kulit Sapi

Melihat fenomena tersebut, istri saya, yang notabene sangat fobia, geli dan rasa takutnya sama ular semakin menggigil. Beberapa kali saya disuruh membersihkan gudang hingga halaman agar tidak ada ular yang mampir. 

Tapi, bukannya dilaksanakan, justru saya santai. Saya bukannya tidak takut sama ular. Cuma saya termasuk orang yang santai dalam menghadapi sesuatu. Beda sama istri, yang langsung grasak-grusuk kalau melihat sesuatu yang dia benci. 

Sampai akhirnya ketakutan istri saya menjadi kenyataan. Dengan mata kepalanya sendiri, istri saya melihat kulit ular. Memang cuma kulit ular. Tapi, dia sudah gegulingan ketakutan. 

Baca juga : Repot, Urusan Duit Dengan Teman

Awalnya, saya menenangkan ketika dia WA ada kulit ular di kamar samping, dengan bilang kalau itu cuma sobekan karpet plastik. Cuma, saya tidak bisa bicara apa-apa lagi ketika dikirimi foto yang menegaskan kalau itu memang bekas kulit ular.

Istri semakin kelabakan. Dia langsung memanggil Abang datang ke rumah untuk memastikan ular tidak ada di tempat. Saya tetap santai. Tidak mau dia semakin gelisah apalagi jadi nggak nyaman ada di rumah. Walaupun sebenarnya, kalau mau saya ceritakan dari dulu soal ular istri, mungkin dia sudah minta pindah. Pasalnya, sudah beberapa kali saya memergoki ular lalu lalang di area rumah. Cuma saya diam, tidak cerita. 

Keberadaan ular di area rumah memang bukan tanpa sebab. Dulu, tanah yang saya bikin untuk tempat tinggal adalah pohon bambu. Depan rumah juga dulunya kebun bambu. Bahkan, hingga kini masih ada pohon bambu di belakang rumah. Saya perkirakan, ular datang dari situ.

Baca juga : Critical Eleven

Sekarang, saya mulai merapikan area yang kemungkinan disinggahi ular. Barang-barang yang tidak terpakai saya buang dan memastikan tidak ada celah dari pagar yang memungkinkan ular masuk dari belakang rumah.

Alfian Sidik, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.