Dark/Light Mode
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
RM.id Rakyat Merdeka - Diguyur bantuan sosial (bansos) penanganan dampak virus corona oleh pemerintah sejak April lalu rupanya belum menenangkan hati masyarakat. Meski sekarang hampir sebagian besar masyarakat punya beras, minyak, hingga sarden hasil dari bansos, namun ada yang nggak punya uang untuk beli kebutuhan hidup lainnya. Pasalnya, banyak masyarakat yang jadi korban PHK sehingga tidak punya penghasilan.
Sebut saja Bang Ronal, tetangga saya di daerah Buaran, Jakarta Timur. Dua hari lalu dia datang ke rumah menawarkan dua karung beras yang ia dapat dari bansos. Rata-rata beras bansos yang didapatkan masyarakat berukuran karung kecil dengan berat 5 kilogram.
"Bayarin deh, Rp 40 ribu aja sekarung. Gak punya uang nih buat beli pulsa listrik sama beli gas 3 kg. Kita di rumah punya beras banyak, tapi gasnya udah habis. Jadi nggak bisa masak," kata Bang Ronal, saat menawarkan berasnya kepada saya.
Baca juga : Jualan Roti Srikaya
Bang Ronal sehari-hari memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjadi pengemudi ojeg online (ojol). Namun, selama pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) sejak April, pendapatannya anjlok drastis. Ia hanya mengandalkan pengiriman barang ataupun makanan karena ada peraturan pelarangan membawa penumpang. Bahkan, beberapa kali ia tidak mendapatkan uang sepeser pun karena aplikasi ojol-nya tidak berbunyi.
Sama halnya dengan Mpok Juju, janda dua anak ini ikut-ikutan menjual beras bansosnya karena sudah tidak lagi punya uang. Biasanya, ia dapat penghasilan dari berjualan baju anak keliling. Namun, sejak habis Lebaran, dagangannya tidak ada yang melirik. Kalaupun ada yang beli, biasanya kasbon sampai akhirnya bulan. Uang modalnya pun tidak berputar, sementara uang simpanannya sudah habis terpakai.
Ia pun menawarkan beras bansosnya kepada tetangga dengan harga Rp 50 ribu per karung. Saya menolak, karena baru saja membeli beras milik Bang Ronal.
Baca juga : Daring... Oh Daring...
Selain beras, Mpok Juju juga menawarkan minyak goreng kemasan 2 kilogram yang juga ia dapat dari bansos. Untungnya, masyarakat tidak hanya sekali mendapatkan bansos selama corona. Ada keluarga yang dapat hingga tiga kali, dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan ada juga sumbangan dari BUMN.
"Di rumah masih banyak beras sama minyaknya, mending dijual biar uangnya bisa buat beli kebutuhan hidup lainnya. Tar kan juga dapat lagi, bansos katanya dikasih terus selama corona," ujar Mpok Juju penuh keyakinan.
Novalliandy, Wartawan Rakyat Merdeka
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.