Dark/Light Mode

Digoda Tawaran Pinjaman Bank

Kamis, 11 Juni 2020 02:02 WIB
Ngopi - Digoda Tawaran Pinjaman Bank
Catatan :
Redaktur

RM.id  Rakyat Merdeka - Beberapa hari belakangan, saya dua kali dapat tawaran pinjaman dana dari bank tempat saya menabung. Pertama, tawaran pinjaman bagian pemberi pinjaman di bank tersebut. Kedua, bagian kartu kredit dari bank tersebut yang menawarkan pinjaman dana. Padahal saya sendiri tidak pernah menggunakan kartu kredit, walau sempat buat.

Menjelang Lebaran kemarin, saya juga mendapatkan tawaran pinjaman dana dari bank lainnya. Cara menawarkannya serupa, jumlah dana yang ditawarkan lumayan tinggi, tenornya di atas 1 tahun, dan bunganya rendah, katanya. Tapi, kalau kita mau hitung, sebetulnya lumayan juga total pembayaran bunganya. Untuk mendapatkan pinjaman itu pun mudah, tidak ada syarat apa-apa, cukup jawab via telpon, maka uang akan cair dalam beberapa hari.

Tawaran cukup menggoda sebetulnya, mengingat keuangan juga lagi kurang bagus. Apalagi, kebetulan saya ada kebutuhan dana ekstra, untuk membayar cicilan motor adik, yang kontraknya tidak diperpanjang awal tahun ini. Sementara, masih ada cicilan kendaraan lain yang juga harus dibayar tepat waktu.

Baca juga : Takut Rapid Test

Saya sempat ragu, tidak langsung menolak tawaran tersebut. Tapi, akhirnya saya tetap menolak semua tawaran tersebut. Pertama, karena khawatir dengan jumlah bunga yang harus dibayar. Kedua, karena alhamdulillah simpanannya sepertinya masih cukup.

Dalam hal ini, mungkin saya termasuk yang agak beruntung. Karena banyak kasus orang yang terjerat utang, lantaran mengambil pinjaman dana. Entah karena dia mengambil pinjaman lewat bank, maupun mengambil pinjaman lewat perusahaan financial technology alias fintech.

Kemungkinan terjerat utang ini jelas semakin besar mengingat kondisi saat ini. Akibat corona, banyak perusahaan yang mengalami kesulitan operasional, sehingga banyak juga karyawannya yang terpaksa dirumahkan. Terutama, untuk perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata.

Baca juga : Langitnya Biru, Jakarta Serasa di Pantai

Karyawan yang agak beruntung karena tidak di-PHK pun, bukan berarti bebas dari masalah. Ada kasus gaji karyawan tersebut terpaksa dipotong, karena dana perusahaan yang sedang sulit. Begitu juga dengan THR mereka, ada yang dipotong, bahkan ada yang belum dibayarkan.

Hal ini tidak hanya menimpa para pekerja industri, tenaga medis yang menjadi prajurit terdepan dalam penanganan corona pun mengalami. Minggu lalu, ketika saya wawancara soal insentif untuk tenaga medis, Ketum PPNI Harif Fadhilah menyatakan, ada lebih dari 300 perawat yang THR-nya belum dibayarkan. Para perawat yang mengalami ini kebanyakan adalah tenaga honorer. Entah bagaimana progresnya sekarang.

Yang pasti, untuk insentif bagi tenaga medis, banyak yang belum cair. Dengan kondisi yang seperti itu, mereka mungkin akan lebih mudah tergoda oleh iming-iming pinjaman dana. Jadi, bukan tidak mungkin, kondisi ekonomi mereka akan semakin memburuk akibat jeratan utang.

Baca juga : Daftar Pelanggaran Protokol di Masjid

Nanda Prananda, Wartawan Rakyat Merdeka

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.