Dark/Light Mode

Mobil Melayang, Gagal Ke Senayan

Sabtu, 4 Mei 2019 06:43 WIB
Ngopi - Mobil Melayang, Gagal Ke Senayan
Catatan :
BARATA KRISNA

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota legislatif atau wakil rakyat memang jabatan mentereng. Jargonnya sih membantu rakyat agar aspirasinya di daerah tersampaikan di tingkat pusat, sehingga setiap masalah di setiap daerah pemilihan dapat teratasi.

Namun, di balik itu, jargon itu sudah usang. Tingkat kebutuhan hidup yang tinggi sekarang membuat tujuan itu seringkali melenceng.

Banyak orang yang bermimpi dan berambisi menjadi caleg demi mencari penghidupan yang lebih layak. Mulai dari artis, olahragawan, baik yang aktif maupun sudah pensiunan.

Tak terkecuali di dunia pekerjaan saya, wartawan. Banyak yang jadi caleg mimpi panjang karena bagi mereka menjadi anggota DPR itu pekerjaan bergaji besar tanpa kerja keras dan tanpa pintar.

Toh banyak yang berujung kegagalan, seperti yang dialami rekan saya itu. Arifin, sebut saja namanya begitu, adalah seorang rekan wartawan yang sempat tergiur mencoba peruntungan jadi caleg.

Baca juga : Monte Carlo Masters, Nadal Tembus Perempat Final

Sebenarnya dia bukan dari media mainstream, kalau tidak mau disebut secara kasar sebagai wartawan “bodrek”. Hebatnya, walaupun jadi wartawan seperti itu, dia sanggup “nempel” ke hampir semua petinggi di negara ini.

Kedekatannya dengan salah satu partai yang pernah berkuasalah membuatnya didapuk menjadi salah satu caleg di partai tersebut.

Di periode lalu, dia masuk di salah satu dapil di Pulau Andalas, dan mendapat nomor pertengahan, alias papan tengah.

Di atas kertas peluang jadi anggota dewan cukup besar. Selain dari partai elit, dia putra daerah lagi. Meski demikian, dia mengaku tetap kerja keras untuk lolos. Dana yang dia persiapkan sangat besar.

Bahkan, dia mengorbankan salah satu mobilnya untuk dijual, demi memenuhi dana kampanye. Tak hanya persaingan antar caleg di semua partai. Dengan rekan sesama partaipun rivalitasnya tak kalah sengit.

Baca juga : Wiranto Larang Pawai Kemenangan

Hanya tiga orang dari parpolnya di daerah tersebut. Dan akhirnya, dia pun boncos. Sudah mobil melayang, gagal masuk Senayan pula.

“Berat jadi caleg itu dik. Kita musti keluar banyak dana apalagi kalau bukan dari orang terkenal sebelumnya.

Dengan sesama rekan separtaipun, sikut-sikutannya kencang juga. Mesti murah senyum ke masyarakat dapil, dan pandai mendekati pimpinan parpol pula biar dapat dukungan,” kata pria bertubuh subur itu.

Untungnya dia tidak stres dan masuk RSJ, seperti yang dikhawatirkan banyak orang. Berbagai peruntungan dia jalani lagi.

Berbekal pertemanan pula, dia sempat mengincar jabatan duta besar dari pemimpin partai penguasa. Gagal lagi, kini dia “nyantel” di beberapa PB cabang olahraga.

Baca juga : Kampanye Di Malang, Paloh Jualan Anak Muda 

Sehingga nasibnya tidak terlalu terpuruk. “Saya kapok nyaleg lagi. Intrik di sana terlalu banyak, perlu modal besar pula.

Yah, hidup terus berjalan dan kita harus move on,” katanya saat ditemui di perhelatan olahraga multinasional di Jakarta beberapa waktu lalu.

Saya pikir, sikap kawan ini perlu dicontoh dan jadi bahan introspeksi. Terutama bagi yang sedang nyaleg di periode sekarang.

Segeralah move on bila pada tanggal 22 Mei nanti ternyata anda tidak masuk dalam daftar anggota DPR. Apalagi, jika ternyata partai usungan anda tidak lolos parliamentary threshold. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.