Dark/Light Mode

Serap Aspirasi Nelayan Jawa Timur

LaNyalla Minta Kapal Hibah Jangan Sampai Mangkrak

Jumat, 24 Desember 2021 07:00 WIB
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Istimewa)
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti berharap, bantuan atau hibah kapal nelayan dari Pemerintah, disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat. Pasalnya, banyak kapal hibah mangkrak, karena tidak sesuai keinginan nelayan.

“DPD akan meneruskan aspirasi daerah, hingga mendapat perhatian dari stakeholder. Kami usahakan, usulan tentang hibah kapal nelayan sampai kepada pemerintah provinsi (pemprov) atau kementerian terkait, agar ditindaklanjuti sesuai harapan masyarakat nelayan,” ujar LaNyalla dalam pertemuan dengan Perkumpulan Masyarakat Peduli Nelayan (PMPN) di Jawa Timur (Jatim), kemarin.

Dalam pertemuan itu, Sekretaris PMPN Kamil Annajib mengungkapkan, bantuan kapal bagi nelayan, khususnya di Jawa Timur, tak sesuai keinginan para nelayan. Karenanya, kapal-kapal itu tidak bermanfaat alias mangkrak.

Baca juga : MPR Ingatkan Sejarah Perjuangan Kaum Muda

“Selama ini, bantuan kapal dari pemerintah itu bersifat top down (dari atas ke bawah). Keinginan kami, ya bottom up (dari bawah ke atas. Sehingga bantuan itu disesuaikan dengan usulan nelayan, dan sesuai kearifan lokal masing-masing daerah,” ujar Kamil.

Saat ini, sambung dia, bantuan kapal untuk nelayan, berupa kapal fiberglass dengan mesin besar. Padahal, masih banyak nelayan yang menginginkan bantuan berupa kapal kayu dengan mesin antara 10 hingga 50 PK.

“Wilayah yang satu dengan yang lain, itu berbeda. Makanya, pemerintah perlu memahami ke­mauan nelayan, agar hibah kapal tepat sasaran,” ucap dia.

Baca juga : Serap Banyak Investasi Dan Pekerja, Pemerintah Kebut Pengembangan KEK

Lebih lanjut, Kamil mencontohkan, nelayan di wilayah Bangkalan mengusulkan, kapal kayu jati ukuran 7 GT dengan mesin 30 PK. Sementara, nelayan di Banyuwangi bisa memakai kapal fiberglass dan kapal kayu. “Poinnya, kalau tidak dipakai kan sia-sia. Yang rugi bukan saja penerima bantuan, tapi pemerintah,” tegas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PMPN Oki Lukito berharap, pemerintah memberi perhatian tehadap nelayan di Jatim. Utamanya, saat terjadi paceklik ikan yang biasanya berlangsung selama 5 bulan.

“Waktu efektif para nelayan melaut itu sekitar 7 bulan. Karena 2 bulan musim angin barat dan 3 bulan musim angin timur. Itu nelayan tidak bisa melaut,” kata Oki.

Baca juga : Tenang, Jaga Kesehatan Jangan Sampai Down

Selama waktu itu, sambung dia, banyak nelayan memilih berganti profesi. Di antaranya, menjadi buruh serabutan atau kerja bangunan di kota lain untuk menyambung hidup. “Saat kondisi seperti itu, kami berharap pemerintah memberi solusi agar para nelayan ini tetap mendapatkan penghasilan. Ruhnya, sesuai lingkungan mereka di pesisir dan laut,” lanjut Oki. [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.