Dark/Light Mode

Lamban Tarik Peredaran Obat Berbahaya

BPOM Jangan Lindungi Farmasi

Sabtu, 5 November 2022 07:50 WIB
Anggota Komisi IX DPR Aliyah Mustika Ilham. (Foto: DPR)
Anggota Komisi IX DPR Aliyah Mustika Ilham. (Foto: DPR)

 Sebelumnya 
“Kami mohon persoalan ini kita membentuk Panja,” tambah dia.

Sementara, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Piprim Basarah Yanuarso menyatakan, kasus gagal ginjal ini sebenarnya sudah ada peningkatan sejak Agustus lalu. Beberapa dokter anak di Indonesia melaporkan adanya anak yang tiba-tiba tidak bisa kencing padahal sebelum­nya anak tersebut sehat-sehat saja.

Adapun kasus ini didominasi anak balita yang sebelumnya sehat, namun memiliki riwayat demam, gejala saluran cerna, saluran pernapasan, batuk pilek tapi tidak memiliki riwayat de­hidrasi berat.

Baca juga : Menkes Targetkan 50 Persen Obat dan Alkes Di Produksi Dalam Negeri

“Biasanya kalau gangguan ginjal akut ada karena kurang cairan, dehidrasi berat. Tapi pada anak-anak ini tidak ada,” katanya.

Diakui Piprim, anak tersebut sebelumnya diketahui meminum obat penurun panas dan lainnya. Begitu tiba di rumah sakit, anak tersebut mengalami anuria, dan anehnya anak itu dalam kondisi awalnya bangun namun dengan cepat mengalami penurunan kesadaran.

Padahal sudah dilakukan cuci darah, napasnya berhenti, di­lakukan inkubasi alat bantu napas, dan ujungnya meninggal dunia juga.

Baca juga : Geliat Minat Baca Di Boyolali Sangat Menggembirakan

Situasi ini pun membuat dok­ter anak yang menghadapi kasus tersebut frustasi. Sebab biasanya kalau terjadi gangguan ginjal akut saja, tidak ada kencing, dilakukan cuci darah anaknya bisa selamat.

“Ini dilakukan cuci darah anaknya malah tidak selamat,” tuturnya.

Pihaknya lalu melakukan koordinasi dengan Kemenkes. Saat itu rekomendasi IDAI belum mengarah kepada intoksikasi diakibatkan penggunaan obat sirup atau infeksi lain. Pihaknya lalu mengarah ke temuan di Gambia, dimana terjadi kematian anak setelah minum obat penurun panas.

Baca juga : Ganjar Tolak RKPD, Ada Anggaran Dewan Minta Tambahan 92 Miliar Untuk Kunker Tiap Hari

Diskusi dengan dokter di Gambia, ternyata ditemukan pro­fil pasien di sana serupa dengan kasus gagal ginjal akut yang terjadi, terutama di Jakarta.

“Rupanya memang banyak kadar Ethylene Glycol yang me­lebihi batas dalam darah pasien kami walau sudah dilakukan cuci darah. Bisa dibayangkan, pasien sudah cuci darah, ka­dar Ethylene Glycolnya masih tinggi,” ujarnya.

Karena itu, pihaknya mengapresiasi Kemenkes dan selu­ruh anggota IDAI di seluruh Indonesia dan BPOM yang telah bertindak cepat menghentikan atau menarik sirup. Sebab, pasca penarikan obat sirup ini, kasus kematian anak akibat gagal gin­jal akut turun drastis. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.