Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Ekspor Kacang Hijau Meningkat Setiap Tahun
Program Benih Unggul Kementan Kembalikan Kejayaan Rempah-rempah
Kamis, 1 Agustus 2019 21:40 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IV DPR, Susi Syahdona, mengapresiasi dan mendukung penuh program Benih Unggul Perkebunan (BUN) 500 yang digagas Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri. Dia meyakini program benih unggul ini dapat mengembalikan kejayaan negara sebagai penghasil rempah terbaik dan berkualitas tinggi dunia.
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, dahulu rempah-rempah merupakan produk andalan Indonesia yang sangat diminati dunia. Bahkan konon, negara-negara Eropa seperti Belanda, 350 tahun menjajah Indonesia karena ingin menguasai rempah-rempah Indonesia. “Namun seiring perkembangan jaman, kekayaan rempah-rempah kita malah semakin berkurang,” kata Susi, Kamis (1/8).
Susi mengatakan, produktivitas rempah-rempah yang dihasilkan para petani saat ini terbilang cukup rendah. Padahal, rempah-rempah yang dihasilkan para petani banyak diminati negara asing. Makanya, dia mendukugn langkah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meningkatkan produktifitas rempah-rempah melalui Program BUN-500.
Baca juga : Pembangunan Perikanan Berkelanjutan Dorong Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia
“Dengan benih perkebunan unggul, produktivitas pertanian kita dapat meningkat yang semula hanya 0,25 persen dapat meningkat lebih dari 65 persen. Hingga akhirnya negara kita menjadi penghasil rempah penghasil terbesar dan terbaik dunia,” harapnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sebenarnya banyak wilayah di Indonesia potensial penghasil rempah-rempah. Salah satunya Maluku yang menurutnya merupakan sentra komoditi Pala. “Namun belakangan komoditi unggulan Maluku ini malah semakin berkurang bahkan cenderung menghilang," katanya.
Program BUN 500 ini, kata dia, tidak hanya memberikan bibit atau benih unggul saja kepada para petani, namun juga pemberian alat mesin pertanian (alsintan) yang akan memudahkan petani untuk menanam benih unggulan. Dengan dukungan penyuluhan yang baik, dia yakin program ini berjalan baik.
Baca juga : Indonesia-AS Terus Promosikan Nilai-nilai Demokrasi dan Pluralisme
Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi tegaskan sebenarnya banyak komoditas pangan dan rempah-rempah yang mengalami peningkatan ekspor. Contohnya, kedelai, ubikayu dan kacang hijau. Merujuk data BPS, peningkatan signifikan ekspor kacang hijau semester I tahun 2019 naik 114 persen, sebanyak 1.681 ton dibandingkan tahun 2018 dan tahun 2019 mencapai 3.489 ton atau senilai Rp 4,5 Milyar, sedangkan tahun 2018 hanya 1.628 ton atau senilai Rp 2,6 juta Milyar.
"Sampai dengan bulan ini kacang hijau berhasil masuk ke beberapa negara seperti Taiwan, Cina, Filipina, Vietnam, dan India," kata Suwandi.
Ia menjelaskan peningkatan ekspor ini dapat menjadi trigger untuk memperluas usaha produksi tanaman pangan khususnya kacang hijau. Untuk menjamin pasar ekspor, hal penting yang harus diperhatikan adalah kontinuitas produk baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Tercatat dari data BPS peningkatan ekspor lebih besar dalam bentuk olahan sebesar 1.539 ton dari 1.628 ton tahun ini.
Baca juga : Komisi III DPR Dorong KejatiĀ NTT Bekerja ProfesionalĀ
"Artinya, orientasi kita harus mulai diubah. Arahkan produk olahan untuk ekspor agar kita juga punya added value yang lebih tinggi. Begitu pun untuk produk segar harus kita perhatikan dari sisi kualitas dengan perbaikan sistem pascapanen dan pengolahan. Kementan melalui Ditjen Tanaman Pangan mulai memberikan fasilitasi untuk peningkatan mutu hasil, seperti peralatan packing dan grading, serta alat pengolahan," tambah Suwandi.
Sentra kacang hijau, kata Suwandi, banyak ditemukan di wilayah Demak, Sumenep, Kediri, DIY, Jawa Barat, Sulsel, NTB, dan NTT. Produksi dan luas panen kacang hijau cenderung menurun, namun yang menarik produktivitasnya meningkat. "Di tahun 2018 tercatat produktivitasnya tertinggi selama 10 tahun terakhir sebesar 1,2 ton per hektar," terang Suwandi.
Lebih lanjut Suwandi menuturkan, budidaya kacang hijau sebenarnya mudah sekali dan menguntungkan dibandingkan tanaman pangan lainnya, berumur genjah yakni 55 sampai 65 hari. Keunggulannya lebih toleran kekeringan dengan kebutuhan air untuk pertumbuhan kacang hijau relatif kecil, 50 sampai 200 mm per tahun. Kemudian pada curah hujan minimum masih dapat tumbuh karena ia berakar dalam, dapat ditanam pada lahan yang kurang subur, cara budidaya mudah, dan cukup olah tanah minimal. “Hama yang menyerangpun relatif sedikit," sebutnya. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya