Dark/Light Mode

Sosialisasi 4 Pilar MPR ke DPD Golkar Banjarnegara

Bamsoet Dorong Penguatan Ideologi Pancasila dan Cegah Politik Pecah Belah

Jumat, 17 November 2023 20:52 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo. (Foto: Dok, MPR)
Ketua MPR Bambang Soesatyo. (Foto: Dok, MPR)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR sekaligus dan anggota DPR Daerah Pemilihan (Dapil) VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengingatkan agar semua mampu menahan diri dan tidak terjebak ke dalam politik pecah belah dalam menghadapi Pilpres 2024.

Bamsoet mengaku prihatin atas melemahnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa, khususnya di kalangan generasi muda bangsa. Merujuk hasil survei yang dirilis 17 Mei 2023, Setara Institute dan INFID (Forum on Indonesian Development) mengungkapkan, 83,3 persen pelajar SMA berpandangan bahwa Pancasila adalah ideologi yang tidak permanen atau dapat digantikan.

Baca juga : Bamsoet Ajak Hindari Konflik Horizontal Jelang Pemilu

Kata Bamsoet, hasil survei ini harus disikapi dengan serius. Terlebih, temuan ini kontras dengan hasil beberapa survei sebelumnya, meskipun dengan sampel responden yang berbeda. Misalnya, survei SMRC pada Juni 2022 yang menyatakan 82 persen masyarakat menganggap Pancasila sebagai ideologi negara tidak boleh diubah. Selanjutnya, hasil survei Pusat Studi Kebangsaan Indonesia dan Litbang Kompas pada Januari 2023 mengungkap, 86,1 persen mahasiswa tidak setuju jika Pancasila diganti.

"Fenomena tersebut mengisyaratkan setidaknya dua hal penting. Pertama, bahwa proses internalisasi Pancasila, belum sepenuhnya menjangkau generasi muda bangsa, khususnya kalangan pelajar SMA. Kedua, bahwa persepsi dan sikap generasi muda terhadap ideologi negara bersifat dinamis, sehingga perlu untuk terus dibangun dan dikembangkan," ujar Bamsoet, saat Sosialisasi Empat Pilar MPR bersama DPD Partai Golkar Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (17/11).

Baca juga : Eriko Ajak Warga Terapkan Spirit Pancasila Dalam Keseharian

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, persoalan lain yang dihadapi bangsa Indonesia adalah demoralisasi generasi muda bangsa. Ini tergambar dari maraknya keterlibatan generasi muda dalam berbagai aksi kriminalitas, anarkisme dan vandalisme, perilaku seks bebas, hingga penyalahgunaan narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat, selama periode 2022-2023 saja, ada sekitar 4,8 juta penduduk usia produktif yang tercatat sebagai pengguna narkoba.

“Terkait dengan fenomena demoralisasi tersebut, kita juga merasakan mulai memudarnya identitas dan jati diri ke-Indonesiaan, khususnya di kalangan generasi muda bangsa. Nilai-nilai kearifan lokal seperti sopan santun, keberadaban sikap dan perilaku, mulai tergerus dan terpinggirkan oleh gaya hidup hedonis, individualis, egois, dan pragmatis," kata Bamsoet.

Baca juga : Bamsoet Dorong Penguatan Pelestarian Seni dan Budaya Betawi

Ketua Dewan Pembina Depinas SOKSI ini menerangkan, salah satu upaya menghadirkan kembali nilai-nilai Pancasila adalah melalui implementasi pada berbagai bidang, khususnya pendidikan. Pembukaan UUD 1945 menyatakan, salah satu tujuan negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, setiap warga negara tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender berhak memperoleh pendidikan yang bermutu, termasuk pendidikan Pancasila.

"Implementasi Pancasila dalam dunia pendidikan adalah dengan menjadikan Pancasila sebagai sistem nilai. Bukan sekadar bahan untuk dihafal atau dimengerti saja. Tetapi juga perlu diterima dan dihayati, dipraktikkan sebagai kebiasaan, bahkan dijadikan sifat yang menetap pada setiap diri orang Indonesia," pungkas Bamsoet.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.