Dark/Light Mode

Ekonomi Tumbuh 5,1 Persen Awal 2024

Tetap Waspadai Gejolak Global

Sabtu, 11 Mei 2024 07:15 WIB
Anggota Komisi XI DPR Marwan Cik Asan
Anggota Komisi XI DPR Marwan Cik Asan

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama tahun 2024 mencapai 5,11 persen. Namun, terdapat kontraksi sebesar 0,84 persen jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pemerintah diingatkan waspada terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi.

ANGGOTA Komisi XI DPR Marwan Cik Asan mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tersebut terjadi karena momen Ramadan dan Lebaran Idul Fitri Tahun 2024. Ini bisa dilihat dari cukup me­ningkatnya indeks ritel. "Akan tetapi pada kuartal berikutnya, akan banyak momentum kru­sial yang menjadi tantangan dan harus diwaspadai,’’ kata dia, kemarin.

Marwan mengingatkan, minimnya momentum baru dalam meningkatkan konsumsi masyarakat dapat berpotensi menyebabkan capaian pertum­buhan ekonomi 2024 sulit untuk dikejar. Efek dari peningkatan konsumsi selama musim Rama­dan dan Idul Fitri kemungkinan akan segera tergerus pada kuar­tal pertama tahun ini. “Begitu pula dengan dampak dari belanja seputar Pemilu 2024,’’ jelasnya.

Dia melihat, perekonomian domestik dihadapkan pada tan­tangan perlambatan yang sema­kin nyata. Hal ini kemungkinan terjadi karena daya beli ma­syarakat kekurangan stimulus dan memomentum peningkatan belanja pun minim. Saat yang sama, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) rate juga berpotensi menghambat ekspansi dunia usaha.

Baca juga : PLN IP Siapkan Kebutuhan Sumber Listrik Dari EBT

“Kita harus sepenuhnya sadar bahwa konsumsi domestik meru­pakan motor utama perekono­mian Indonesia. Sumbangannya tak kurang dari 53 persen bagi perekonomian nasional,” sebut politisi asal Lampung ini.

Karena itu, Marwan men­dorong agar kebijakan stimu­lus diperluas. Kebijakan ini tidak hanya menyasar kelompok miskin dan rentan, tetapi juga ke­pada kelas menengah yang men­jadi tulang punggung ekonomi.

“Kelas menengah itu sum­bangan konsumsinya mencapai 40 persen. Sementara kelompok yang paling banyak merasakan dampak kelesuan ekonomi ini adalah kelas menengah, khusus­nya menengah bawah,” ungkap Marwan.

Dengan proyeksi kondisi eko­nomi yang lebih menantang pada kuartal berikutnya, Pemerintah perlu mengarahkan kebijakan dan stimulus yang lebih besar ke perekonomian dengan strategi tepat. Stimulus fiskal tidak hanya boleh bersifat konsumtif, namun juga harus diarahkan ke sektor produktif yang memiliki efek pengganda kepada seluruh sek­tor dalam perekonomian.

Baca juga : Pelaku Usaha Kudu Siap Bertahan Di Situasi Sulit

Hal senada dilontarkan Ketua MPR Bambang Soesatyo. Dia berharap agar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup positif di kuartal pertama tahun 2024 ini hendaknya dapat dike­lola dengan penuh kebijaksanaan dan kehati-hatian, terutama karena dunia masih sarat keti­dakpastian.

Bambang Soesatyo ini meni­lai, pertumbuhan ekonomi yang positif ini tentu menjadi modal yang lebih dari cukup untuk melakukan transisi pemerintahan. Dari pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo ke pemerintahan baru, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Tentunya tantangannya ke de­pan adalah bagaimana merawat dan mempertahankan pertumbuhan yang tinggi itu. Karena itu, sangat penting bagi tim transisi Prabowo-Gibran untuk proaktif membangun komu­nikasi yang intens dengan tim ekonomi pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Tidak salah juga jika tim transisi mengajukan proposal atau strategi kebijakan untuk merawat dan mempertahankan pertumbuhan yang tinggi itu. Pertumbuhan tinggi itu patut dirawat dan dipertahankan. Tentu dengan penuh kebijak­sanaan dan kehati-hatian,” kata Bamsoet.

Baca juga : Aturan Uji KIR Mesti Konsisten Dan Tegas

Bijaksana dan hati-hati, sam­bung Bamsoet, hendaknya digarisbawahi karena pertum­buhan yang tinggi ini masih dibayang-bayangi ketidakpas­tian global. Pertumbuhan tinggi itu bisa saja tidak kokoh atau rapuh, terutama jika dihadapkan pada fakta naiknya harga minyak mentah di pasar global, serta fluktuasi nilai tukar rupiah-dolar Amerika Serikat (AS).

Dijelaskannya, pertumbuhan tinggi di kuartal pertama-2024 ini, sebagaimana penjelasan resmi BPS dan Kementerian Keuangan, disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga yang masih kuat. Selain itu, belanja pemerintah untuk penyelenggaraan Pemilu 2024 pun ikut memperkuat konsumsi rumah tangga, antara lain dari pemberian honorarium petugas Pemilu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.