Dark/Light Mode

Pancasila Harus Jadi Dasar Nilai Pembentukan Komunitas Masyarakat

Minggu, 17 November 2019 08:07 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ketiga kanan) saat menghadiri Mubes Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu malam (16/11). (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (ketiga kanan) saat menghadiri Mubes Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu malam (16/11). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua MPR, Bambang Soesatyo, menekankan pada tataran masyarakat, penguatan Pancasila memerlukan institusi yang positif, terutama komunitas keluarga sebagai elemen penting, serta kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai keluarga. Keluarga dan komunitas masyarakat yang sehat perlu dijadikan dasar bagi pembentukan mentalitas yang sejalan dengan Pancasila. 

"Lingkungan keluarga dan komunitas masyarakat yang sehat juga dapat memperluas pemahaman dan kepedulian anak sambil belajar tentang nilai dan norma sosial lebih jauh. Dalam hubungan ini, Pancasila harus menjadi dasar nilai bagi pembentukan keluarga dan komunitas masyarkat. Sehingga, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara akan menjadi tangguh dan kuat," ujar politisi yang akrab disapa Bamsoet ini saat menghadiri Mubes Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, di Solo, Jawa Tengah, Sabtu malam (16/11).

Baca juga : Pemindahan Ibu Kota Harus Jadi Penyeimbang Barat dan Timur

Hadir dalam acara Musyawarah Besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan yang akan berlangsung hingga tanggal 18 November itu antara lain Ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Widjiatno Notomihardjo, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Menteri Pertanian Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota Makasar.

Sejalan dengan itu, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengajak semua pihak kembali menumbuhkembangkan budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Untuk itu, juga perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan yang harus diwujudkan dalam perilaku para pemimpin baik formal maupun informal pada setiap lapisan masyarakat.

Baca juga : Rayakan Hari Jadi ke-59, ITS Gelar Seminar dengan Pembicara Berkelas Dunia

"Kita juga perlu menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah. Untuk itu, diperlukan penghayatan dan pengamalan agama yang benar, kemampuan adaptasi, ketahanan dan kreativitas budaya dari masyarakat," tutur Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga menyadari, dalam interaksi sosial keseharian masyarakat, pasti tak terlepas dari potensi konflik. Namun demikian, masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan tersebut, sejatinya bisa diselesaikan secara musyawarah dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya.

Baca juga : Penurunan 21 Penumpang Bukan Karena Masalah SARA

"Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk atas dasar suku, budaya, ras, dan agama. Anugerah tersebut patut kita syukuri dengan cara menghargai kemajemukan sebagai kekayaan sekaligus kekuatan bangsa Indonesia," pungkas Bamsoet. [USU]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.