Dark/Light Mode

Catatan Bambang Seosatyo

Pekerjaan Berat Selamatkan Manusia Sekaligus Rawat Ekonomi

Rabu, 1 April 2020 17:26 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Di Tiongkok, ratusan pabrik di kota Wuhan dan beberapa kota lainnya sempat ditutup. Menurut Bloomberg, di Wuhan saja terdapat sedikitnya 515 industri, sebagian besar di sektor manufaktur. Ada 146 industri komponen otomotif, 68 perusahaan komputer, 47 industri perangkat listrik, 32 industri produk konsumen, dan 222 perusahaan dari berbagai jenis industri lain. Muncul perkiraan bahwa produktivitas sektor manufaktur Tiongkok akan turun hingga 15 persen pada kuartal pertama tahun ini. Untuk merespons kemungkinan itu, otoritas moneter Tiongkok pada Februari lalu mengguyur sistem keuangan negara itu dengan dana segar 1,2 triliun yuan. Dengan suntikan itu, likuiditas perbankan Tiongkok diharapkan cukup dan mampu menjaga stabilitas nilai tukar yuan. Selain itu, Tiongkok juga menyediakan dana 300 miliar yuan dengan bunga rendah untuk menopang keberlangsungan pelaku industri skala kecil dan menengah. 

Itulah gambaran sekilas tentang kerusakan dan langkah-langkah stimulus yang ditempuh AS serta Tiongkok memperbaiki kerusakan di sektor ekonominya masing-masing itu. Tentu saja semuanya berharap langkah dua raksasa ekonomi ini bisa mereduksi krisis ekonomi yang sedang membayangi dunia saat ini. Pemerintah Indonesia pun sudah menerapkan beberapa paket kebijakan stimulus ekonomi untuk meminimalisir kerusakan. 

Baca juga : BVet Subang Serahkan APD dan Masker bagi Paramedis di Bogor

Belum ada yang bisa memastikan kapan pandemi global virus corona akan berakhir. Satu hal yang pasti, kerusakan di sektor ekonomi begitu nyata dan terus berlangsung. Dan, IMF pun sudah menegaskan bahwa krisis ekonomi global pun tampak nyata. Ditengah proses kerusakan pada sektor ekonomi global itu, maka tantangan utama bagi setiap negara, termasuk Indonesia, adalah kepastian ketersediaan bahan pangan pokok. Siapa pun tidak mengharapkan sektor tanaman pangan mengalami kerusakan seperti halnya kerusakan di sektor bisnis lainnya. 

Karena itu, agar masyarakat tidak cemas dan tidak panik, negara harus mewujudkan kepastian bahwa bahan pangan pokok selalu tersedia dalam jumlah cukup. Rantai pasokannya pun harus lancar, tidak boleh bermasalah. Selain itu, aktivitas produksi bahan pangan pokok, seperti kegiatan tanam padi, sayur-sayuran hingga produktivitas nelayan, harus tetap terjaga. Sangat beralasan jika pemerintah memberi perhatian khusus pada sektor tanaman pangan. Kalau perlu, pemerintah memberi insentif pada semua sub-sektor ekonomi yang berkait langsung dengan pengadaan bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya.

Baca juga : Memahami Kerusakan dan Perkuat Optimisme

Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.